Proses Pembuatan Kerupuk Melinjo Khas Pidie, Hasil Produksi Para Janda Bikin Pasar Nasional Melirik

jamalpangwa
Mengintip Proses Pembuatan Kerupuk Melinjo Khas Pidie, Hasil Produksi Para Janda Muda Bisa Bikin Pasar Nasional Melirik.(iNews/ JamalPangwa).

PIDIE, iNewsPortalAceh.id - Provinsi Aceh merupakan daerah paling ujung barat pulau Sumatera yang memiliki sejuta destinasi wisata bahari laut dan religi yang indah di mata wisawatan nusantara.

Namun, Aceh selain memiliki destinasi wisata bahari laut dan religi, tanah rencong Aceh juga memiliki beragam keunikan kuliner khasnya serta buah tangan alias oleh-oleh seperti yang satu ini kerupuk dari buah melinjo dalam bahasa Aceh di sebut buah Mulieng.

Nah, bagi anda yang lagi jalan- jalan di Provinsi Aceh untuk liburan ke lokasi wisata bahari laut dan religi nya, jangan lupa di daerah sebutan serambi mekkah ini juga memiliki beragam oleh-oleh khas buah tangan untuk di bawa pulang.

Salah satu nya yaitu kerupuk dari buah melinjo alias Aneuk Mulieng yang banyak di hasilkan di kawasan Kabupaten Pidie, Aceh bahkan daerah itu sendiri kini memiliki sebutan daerah penghasil kerupuk melinjo yang terkenal renyahnya bahkan banyak di eskpor keluar daerah Aceh.

Kerupuk muling ini atau dengan sebutan lainnya emping melinjo, kini pemasarannya tembus kepasaran nasional serta internasional, sebagai bahan oleh-oleh para pengunjung wisatawan ke tanah rencong Aceh.

Menariknya lagi, di salah satu Desa di Kabupaten Pidie, Aceh, dimana kita bisa langsung melihat cara produksi kerupuk muling yang kini sudah sukses yang dikelola oleh seorang janda muda dan cantik ini serta seluruh karyawannya juga para janda, hingga dikenal sebutan dapur janda.

Seorang janda anak tiga di Desa Blang Baroh, Kecamatan Geulumpang Baro, Pidie, Aceh sukses mendulang cuan lewat usaha kerupuk muling yang diproduksi di samping rumahnya sendiri, berkat kegigihan usahanya ia mampu mempekerjakan lima orang tetangganya sebagai karyawan yang semuanya para janda.

Sementara itu, Rosnita, pemilik usaha menyatakan bahwa produksi kerupuk melinjo miliknya bahkan kini permintaan di pasar terus meningkat harga pun tembus sampai Rp 60.000,- (Enam puluh ribu rupiah) perkilo gramnya dengan kualitas biasa dan Rp70.000,- (Tujuh puluh ribu rupiah) perkilo gramnya dengan kualitas super.

Rosnita, saat ini memliki lima orang karyawan wanita semuanya merupakan para janda muda dimana dalam satu hari mereka mampu memproduksi kerupuk muling antara 50 sampai 60 kilo gram dengan harga jual rata-rata Rp60.000 ( Enam puluh lima ribu rupiah) per kilogramnya.

Sehingga saat ini omzet dari produksi kerupuk milik Rosnita ini setiap hari mencapai dua juta rupiah.

Untuk proses pembuatan juga sangat mudah setelah biji melinjo dikuliti, lalu dipanaskan sekitar 3 menit diatas kuali yang lebih dulu diisi pasir agar panas merata pada biji melinjo, kemudian diangkat dan diketuk-ketuk dengan palu diatas media kayu.

Kemudian setelah biji melinjo mengembang jadi kerupuk lalu dicungkil dan di jemur untuk siap dipasarkan, kerupuk melinjo ini merupakan kuliner khas nenek moyang warga Kabupaten Pidie, sejak ratusan tahun silam.

Sehingga siapapun yang ingat dengan Kabupaten Pidie, Aceh maka mereka pasti akan ingat dengan kerupuk melinjo nya, untuk mengabadikan kerupuk muling sebagai oleh-oleh khas Kabupaten Pidie, Bupati periode 2017-2022 Ronie Ahmad atau yang akrab disapa Abu Chik telah membangun tugu Simpang Lampu Merah, Kota Sigli dengan bentuk buah melinjo sehingga disebut simpang tugu buah melinjo.

Editor : Jamaluddin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network