PIDIE JAYA, iNewsPortalAceh.id - Akibat sejak beberapa pekan terakhir cuaca panas atau kemarau melanda kawasan Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, sehingga sumur warga mulai mengalami kekeringan saat ini.
Seperti yang dialami Dayah Madinatuddiniah Miftahussalam Gampong Sagoe, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya, Aceh kekeringan air sumur sehingga Ratusan Santri terpaksa diliburkan karena tidak ada air.
Rafal salah seorang Santri di DayahMadinatuddiniah Miftahussalam menyebutkan bahwa kondisi saat ini mereka sungguh sangat sulit untuk mendapatkan air bersih, Rabu 24 Juli 2024.
"Biasa kami mengunakan sumur untuk keperluan air bersih sehari-hari, namun kini sumur pun sudah kering akibat kemarau, kita berharap adanya suplaiy air bersih yang di bantu oleh pemerintah kita, supaya aktifitas kami di Dayah tetap berjalan semestinya," ungkap Rafal.
Saat ini para santri sedang berusaha menggali sumur yang kedalamannya sudah mencapai 15 meter, tujuan nya agar adanya mata air yang keluar lagi.
"Kami pada malam hari harus membersihkan sumur supaya adanya air bersih, sekaligus berdo'a supaya Allah SWT memberikan kemudahan mengeluarkan mata air dengan usaha manusia yang peduli terhadap keberlangsungan lembaga pendidikan Agama Islam ini," terangnya.
Menurut dia, kondisi ini dengan sumur kering sudah berlangsung sejak 3 Minggu lalu, selama ini santri terpaksa tidak mandi, bahkan untuk bersuci harus menumpang di sumur warga dan meunasah terdekat.
Selain itu, pihak Dayah pun untuk mengatasi masalah ini beberapa kali harus membeli air bersih, namun karena keterbatasan dana yang dimiliki Dayah tidak bisa dilakukan terus-menerus.
"Sudah dua hari ini karena keadaan sekarat air, saat ini santri yang mencapai 300-an lebih dan sungguh miris keadaan nya terpaksa harus diliburkan,"imbuh Rafal.
Apakah keadaan ini akan dibiarkan saja oleh Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya atau Dinas Pendidikan Dayah sebagai lembaga pemerintah yang mengurusi Dayah?
Hal tersebut di sampaikan oleh seorang warga Trienggadeng Irfan yang peduli akan nasib kondisi Dayah ini, dimana pihak dayah hingga harus terpaksa meliburkan santri mereka karena tak ada air bersih karena kemarau.
Irfan menambahkan apakah pemerintah setempat atau hanya Dayah seperti MUQ saja (karena sesuatu) yang dapat kepedulian Khusus.
"atau Pendidikan agama tidak perlu diperhatikan oleh pemerintah?," Terang Irfan.
"Cukup pendidikan umum saja yang dipedulikan?," Tutup Irfan.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Dayah Pidie Jaya, Agussalim membenarkan tentang kondisi kekeringan yang terjadi di Dayah Madinatuddiniah Miftahussalam sehingga terpaksa harus meliburkan santri ratusan.
"Benar itu, saya sudah mendapatkan informasi tentang ini, bahkan saya merasa miris dan sedih dengan harus meliburkan santri, kini saya sedang mencari solusi dulu," ungkap Agussalim.
Agussalim menyebutkan dirinya akan mencoba melobi salah seorang dewan di Banda Aceh untuk bisa membangun sumur bor di komplet Dayah itu.
"Untuk saat ini kita di sini tak ada nya anggaran, maka itu saya merasa sedih juga melihat kondisi mereka, tapi saya coba sampaikan dulu ke asisten 1 Said Abdullah, kita lihat nanti bagaimana arahan beliau, karena ini bidang beliau," tutup Agussalim.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait