REDELONG, iNewsPortalAceh.id -Ditengah musim kemarau yang menyengat, para perempuan pemotong padi atau yang di kenal dengan bahasa Gayo Munoleng Rom di Desa Delung Tue, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah tetap bekerja keras menjadi tulang punggung panen.
Mereka tak gentar menghadapi panas terik matahari demi memastikan hasil panen bisa terkumpul tepat waktu.
Mulai dari pagi hingga siang hari, para perempuan ini terlihat menyusuri petak sawah dengan sabit di tangan, memotong padi satu persatu.
Meski kondisi cuaca cukup ekstrem, semangat mereka tidak surut.
"Apa boleh buat, panen tak bisa di tunda kalau sudah masanya panen maka harus di potong, kalau tidak gabahnya bisa rusak," ujar ceh Rabumah salah satu perempuan Munoleng Rom pada Selasa,(20/05/2025) kemarin.
Baginya pekerjaan ini bukan sekedar mencari nafkah, tetapi juga bagian dari menjaga tradisi dan ketahanan pangan daerah.
Dalam sehari buruh petani perempuan mendapatkan upah sekitar Rp110.000 rupiah. Pekerjaan ini tetap menjadi sumber utama pendapatan keluarga.
Kehidupan perempuan tangguh ini membuktikan bahwa peran perempuan sektor pertanian sangat lah penting, di karenakan kaum perempuan selama ini menjadi gareda terdepan di musim panen maupun paska tanam.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait