BANDA ACEH, iNewsPortalAceh.id – Ketua Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Cabang Aceh, Rifqi Maulana, S.H., menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda dan mahasiswa, untuk bangkit menjaga kedaulatan Aceh atas empat pulau strategis yang sebelumnya sempat diklaim secara sepihak oleh pihak luar.
“Ini bukan cuma soal administrasi. Ini soal harga diri dan marwah Aceh. Jangan pernah lengah. Hari ini kita bersyukur keempat pulau itu kembali diakui sebagai milik Aceh. Tapi besok, kita harus kawal terus pengelolaannya agar tidak jatuh ke tangan yang salah,” ujar Rifqi.
Empat pulau—Pulau Panjang, Pulau Lipan, Mangkir Gadang, dan Mangkir Ketek—memiliki potensi besar minyak dan gas bumi.
Rifqi menegaskan bahwa kekayaan alam tersebut harus dikelola secara mandiri dan berkeadilan untuk kemaslahatan rakyat Aceh, bukan malah dijadikan komoditas tawar-menawar oleh elite-elite pusat.
“Setiap jengkal tanah dan laut Aceh harus dijaga bersama. Jangan biarkan kesewenang-wenangan birokrasi menginjak lagi hak kita. Kemenangan hari ini adalah hasil perjuangan, dan perjuangan harus terus dilanjutkan,” tegasnya.
Rifqi juga mengingatkan, bila rakyat diam, maka sejarah bisa kembali dihapus.
“MoU Helsinki adalah fondasi damai. Jika fondasi itu terus dilanggar, kita semua tahu apa risikonya. Karena Aceh sudah lelah perang, tapi tidak pernah lelah memperjuangkan kehormatan.”ungkapnya.
Editor : Jamaluddin
