Nagan Raya,iNewsPortalAceh – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Ar-Raniry menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Program Penguatan Perempuan dan Pendampingan Anak di Wilayah Tambang Batu Bara Kabupaten Nagan Raya”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Bupati Nagan Raya dan dibuka langsung oleh Ketua LP2M UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Dr. Jasafat, MA. 4 September 2025
Dalam arahannya, Dr. Jasafat menyampaikan bahwa FGD ini bertujuan menghimpun masukan dari berbagai pemangku kepentingan, baik unsur pemerintah, tokoh masyarakat, komunitas, maupun pihak swasta dalam hal ini PT. BEL.
Atas nama Rektor UIN Ar-Raniry, beliau menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung, khususnya PT. BEL. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan hasil positif bagi kemajuan masyarakat Nagan Raya, khususnya di Gampong Latong dan Gampong Alue Buloh, sehingga dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan di masa mendatang.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk merespons tantangan sosial dan lingkungan akibat aktivitas pertambangan batu bara yang cukup intensif di Kabupaten Nagan Raya. Dampak pertambangan tidak hanya menyentuh aspek ekologis, tetapi juga berimbas pada struktur sosial, terutama terhadap perempuan dan anak-anak. Perempuan sering terpinggirkan dalam proses pengambilan keputusan dan menanggung beban ganda, sedangkan anak-anak rentan kehilangan hak atas pendidikan dan lingkungan yang sehat.
Karena itu, FGD ini dimaksudkan sebagai wadah untuk menghimpun data, gagasan, serta komitmen para pemangku kepentingan guna merumuskan strategi implementasi program penguatan perempuan dan pendampingan anak di wilayah tambang.
Kegiatan FGD menghadirkan berbagai pemangku kebijakan, antara lain perwakilan DPRK Nagan Raya, Baitul Mal, DPMG, Forum Anak, PT. Bara Energi Lestari (BEL), Dinas Pendidikan, Komunitas Literasi, Keuchik Alue Buloh, Keuchik Latong, serta organisasi masyarakat seperti PD Muhammadiyah, Fatayat NU, dan Aisyiyah Nagan Raya.
Sebagai pemantik diskusi, Prof. Eka Srimulyani menegaskan bahwa pengabdian masyarakat harus berbasis kolaborasi. Menurutnya, pengabdian yang dilakukan UIN Ar-Raniry tidak hanya sekadar program kampus, tetapi juga kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk masyarakat sebagai penerima manfaat. Ia mencontohkan keberhasilan KPM Tematik UIN Ar-Raniry di berbagai daerah, seperti pengembangan produk enceng gondok di Aceh Barat, pembentukan Kampung Inggris di Sabang, hingga kampung pariwisata. “Salah satu kunci keberhasilan pengabdian adalah participatory, yaitu keterlibatan semua pihak secara aktif, bukan hanya bekerja bersama, tetapi juga benar-benar bekerjasama,” tegasnya.
Dalam sesi berbagi pengalaman, Geuchik Gampong Alue Buloh menyampaikan bahwa Selama ini kondisi umumnya Gampong Alue Buloeh adalah gampong tertinggal dalam banyak hal termasuk dalam hal pendidikan. Kehadiran mahasiswa KPM UIN Ar-Raniry dirasakan sangat memberi manfaat oleh masyarakat gampongnya terutama dalam meningkatkan minat belajar anak anak usia sekolah dan minat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi hingga tingkat universitas. Hal ini, menurutnya juga didukung penuh oleh orang tua dan segenap masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya pendidikan.
Sementara itu, Geuchik Gampong Latong menyampaikan harapannya agar ke depan program serupa dapat terus berlanjut. Ia bahkan mengusulkan agar di gampongnya dibentuk program seperti “Kampung Inggris” atau “Kampung Arab” sebagaimana yang sudah dilaksanakan di Sabang. Selain itu, ia juga berharap PT. BEL dapat mendukung pembangunan balee carong di Gampong Latong sebagai pusat belajar anak dan remaja sebagaimana fasilitas Balee carong ini telah hadir di Gampong Alue Buloeh.
Editor : Didik ardiansyah
Artikel Terkait
