JAKARTA, iNewsPortalAceh.id - Di tengah suasana duka pascabencana yang melanda wilayah barat Indonesia, Wakapolri Komjen Pol Prof. Dr. Dedi Prasetyo memimpin apel pemberangkatan personel Polri di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri pada Jumat pagi, 26 Desember 2025.
Langkah besar ini merupakan respons cepat atas instruksi Kapolri untuk memperkuat penanganan bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat setelah melalui proses evaluasi mendalam selama satu bulan terakhir.
Penambahan kekuatan ini dinilai sangat mendesak demi memastikan proses pemulihan warga terdampak berjalan lebih optimal dan menyentuh seluruh wilayah yang masih terisolasi.
Dalam keterangannya, Komjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa Mabes Polri memenuhi permintaan Badan Penanggulangan Bencana dengan mengerahkan 1.500 personel tambahan. Kekuatan ini dibagi secara strategis, di mana dua batalion atau sekitar 600 personel difokuskan untuk membantu masyarakat di Aceh Tamiang dan Aceh Utara.
Sementara itu, sebanyak 900 personel Brimob Nusantara dari berbagai daerah juga melaksanakan apel serentak untuk segera bergabung dalam operasi kemanusiaan ini. Secara keseluruhan, keterlibatan Polri dalam penanganan bencana nasional hingga penghujung tahun 2025 telah mencapai angka 8.613 personel.
Misi ini mencerminkan semangat persatuan karena melibatkan personel lintas daerah, mulai dari Sumatera Selatan, Banten, DIY, hingga Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.
Tidak hanya tenaga manusia, Polri juga mengerahkan armada besar untuk menembus hambatan geografis. Sebanyak 7.598 ton bantuan logistik kini tengah didistribusikan menggunakan tujuh helikopter, empat kapal, serta pesawat jenis Fokker dan CN. Dukungan udara dan laut ini menjadi kunci utama agar pelayanan kesehatan dan suplai pangan tetap terjaga di tengah medan yang sulit dijangkau melalui jalur darat.
Menutup keterangannya, Wakapolri menegaskan bahwa kehadiran Polri di medan bencana tidak hanya bersifat sementara. Fokus operasi selama sebulan ke depan akan mencakup mitigasi bencana, pelayanan kesehatan intensif, hingga identifikasi korban.
Komitmen ini dipastikan akan terus berlanjut dan dievaluasi secara berkala hingga Februari 2026, memastikan bahwa setiap warga yang terdampak mendapatkan pendampingan hingga keadaan benar-benar kembali normal.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
