get app
inews
Aa Text
Read Next : Keterbatasan Fisik Tak Jadi Rintangan Baca Alquran, Siswa Tunarungu di Aceh Pakai Bahasa Isyarat

Peristiwa Pilu Gempa Turki, Pria Ini Pegangi Tangan Putrinya yang Meninggal Terjebak Reruntuhan

Kamis, 09 Februari 2023 | 14:56 WIB
header img
Mesut Hancer memegang tangan putrinya, Irmak, yang tewas terjebak reruntuhan bangunan akibat gempa di Turki (Foto: AFP)

JINDERIS, iNewsPortalAceh.id - Bencana musibah gempa bumi dasyat di Turki yang mengguncang pada Senin (6/2/2023) telah merenggut lebih dari 13.000 nyawa manusia hingga Kamis (9/2/2023), termasuk di Suriah.

Jumlah itu diperkirakan terus bertambah karena operasi pencarian korban di reruntuhan bangunan masih berlangsung.

Tiga hari pascagempa, operasi penyelamatan telah berubah menjadi evakuasi karena kecil kemungkinan mendapatkan korban selamat dari bawah reruntuhan bangunan yang runtuh.

Namun banyak cerita duka menyertai upaya penyelamatan dan evakuasi para korban, seperti terekam di Provinsi Kahramanmaras, Turki.

Peristiwa memilukan adalah seorang pria, Mesut Hancer, memegang tangan putrinya yang meninggal tertimpa bangunan rumah. Korban, Irmak (15), tak bisa diselamatkan setelah terjepit reruntuhan beton bangunan yang roboh meski posisinya sudah terlihat.

Tangan Irmak keluar dari sela-sela beton bangunan seperti meminta tolong. Posisi Irmak berada di kamar tidur, terlihat pula ranjangnya.

Dalam foto yang beredar pada Rabu (8/2/2023), tampak Hancer duduk di dekat posisi Irmak sambil terus memegang tangannya.

Entah kapan proses evakuasi korban bisa dilakukan. Namun Hancer akan terus berada di situ menjaganya. Kisah haru lainnya terjadi di Suriah.

Penduduk menggali reruntuhan bangunan di Kota Jinderis, dekat dengan perbatasan Turki, dan menemukan bayi yang menangis.

Ajaibnya sang bayi yang baru dilahirkan itu selamat.

Kerabat korban, Ramadan Sleiman, mengatakan tali pusar bayi perempuan itu masih terhubung dengan ibunya, Afraa Abu Hadiya. Sayang, nyawa Afraa tak terselamatkan.

Bayi itu juga satu-satunya korban selamat dari keluarga tersebut. Bayi yang baru lahir itu diselamatkan pada Senin sore, lebih dari 10 jam setelah gempa melanda.

Seorang dokter mengatakan, Afraa masih sadar saat melahirkan dan meninggal tak lama setelah itu.

Dia memperkirakan bayi itu lahir beberapa jam sebelum ditemukan, mengingat suhu tubuhnya yang masih hangat.

Editor : Jamaluddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut