Kopi Jadi Simbol Harapan bagi Perempuan di Dataran Tinggi Gayo
REDELONG, iNewsPortalAceh.id - Bagi perempuan petani kopi di dataran tanoh gayo, Kabupaten Bener Meriah, kopi bukan sekedar hasil pertanian tahunan.
Ia menjadi symbol harapan dan sumber kehidupan yang dipetik dengan kasih saying dan harapan di setiap musim panen.
Rina, salah satu petani kopi asal Desa Delung Tue mengatakan bahwa panen tahuna ini membawa harapan besar bagi dirinya dan keluarga.
“Harapan terbesar kami lewat panen kali ini adalaha agar dapur tetap berasap, itulah sebabnya kami selalu ikut terjun langsung ke kebun untuk memetic dan merawat kopi,” ujarnya.
Menurut Rina, Kopi telah menjadi tumpuan utama untuk membangun masa depan, terutama dalam menyekolahkan anak-anak dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ia menambahkan bahwa sebagian hasil panen juga disisihkan untuk Tabungan masa tua. Meski demikian para petani juga menghadapi kekhawatiran.
Salah satunya adalah maraknya pencurian kopi langsung dari kebunya.
“sekarang banyak pencuri kopi yang datang langsung mengutip dari batangnya,seolah-olah mereka pemilik kebun. Itu sebabnya kami selalu menjaga kebun sebelum panen tiba,” ujarnya.
Tahun ini harga kopi gelondong merah melonjak signifikan. Jika pada awal panen harga berada dikisaran Rp23.000 ribu per bambu kini menembus Rp26.000 ribu. Namun hasil panen tidak sebanyak tahun sebelumnya.
“kami tetap bersyukur, Harga kopi yang naik membantu kami memenuhi kebutuhan rumah tangga,” ujar Rina dengan senyum lega.
Para petani berharapa harga kopi bisa bertahan stabil agar mereka dapat terus memperjuangkan kesejahteraan keluarga dan masa depan anak-anak mereka.
Editor : Jamaluddin