JAKARTA, iNewsPortalAceh.id - Kalau bercerita tentang sejarah tanah rencong Aceh tak bakal habisnya, daerah yang berjulukan serambi Mekkah ini memiliki berbagai cerita menarik dan unik di masa kerajaanya.
Terdapat sejumlah peninggalan Kerajaan Aceh yang masih utuh sampai sekarang. Peninggalan tersebut banyak yang berupa bangunan, seperti masjid dan benteng.
Karena masih utuh dan dikelola dengan baik, maka tak heran jika peninggalan bersejarah tersebut kerap dikunjungi oleh wisatawan.
Sebagian besar dari peninggalan tersebut bahkan telah tercatat dalam cagar budaya Provinsi Aceh.
Adapun tujuh peninggalan Kerajaan Aceh yang masih utuh sampai saat ini adalah sebagai berikut.
Peninggalan Kerajaan Aceh yang masih utuh sampai sekarang.
1.Masjid Raya Baiturrahman.
Dilansir dari situs pemerintah Provinsi Aceh, Masjid Raya Baiturrahman didirikan pada 1607 sampai 1636 M atau masa Sultan Iskandar Muda.
Hingga saat ini, masjid tersebut masih mempertahankan beberapa elemen aslinya.
Meskipun demikian, Masjid Raya Baiturrahman pernah dibakar oleh penjajah Belanda saat Agresi Militer pada tahun 1873.
Tak hanya itu, masjid ini juga menjadi saksi bisu bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004 silam.
2.Masjid Tuha Indrapuri.
Terdapat pula Masjid Tuha Indrapuri yang menjadi peninggalan Kerajaan Aceh dari tahun 1618 M. masjid ini terletak di Desa Keude, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar.
Uniknya, Masjid Tuha Indrapuri dibangun di atas fondasi candi Hindu-Buddha. Reruntuhan candi bahkan dijadikan tembok yang mengelilingi masjid tersebut.
3.Benteng Indrapatra.
Benteng Indrapatra adalah peninggalan Kerajaan Lamuri pada abad ke-7 Masehi. Kerajaan Lamuri sendiri merupakan Kerajaan Hindu di Aceh yang berdiri pada masa pra-Islam.
Dulunya, benteng ini digunakan oleh pasukan Kerajaan Aceh untuk menahan gempuran meriam Portugis.
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, benteng Indrapatra menjadi lokasi pertahanan yang dipimpin oleh Laksamana Malahayati.
4.Taman Sari Gunongan.
Taman Sari Gunongan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, yakni pada tahun 1607-1636 M. Taman ini dipersembahkan sang sultan untuk permaisuri, Putri Pahang.
Dulunya, taman ini dialiri oleh air dari Sungai Darul Asyiki. Taman yang berlokasi tidak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman ini dibuat dengan tiang-tiang yang berbalut ukiran indah.
5.Pinto Khop.
Pinto Khop didirikan oleh Sultan Iskandar Muda sebagai lokasi peristirahatan dan tempat merapikan rambut Putri Pahang setelah selesai berenang.
Karenanya, Pinto Khop berdekatan dengan Taman Sari Gunongan. Dulunya, terdapat kolam bunga di dalam Pinto Khop.
Tempat yang menjadi penghubung antara istana dan Taman Sari Gunongan ini sekarang berlokasi di Kelurahan Sukaramai, Kecamatan, Baiturrahman, Banda Aceh.
6.Meriam Kesultanan Aceh.
Selain bangunan, terdapat pula peninggalan dari Kerajaan Aceh yang masih utuh berupa senjata. Senjata yang dimaksud adalah tiga meriam yang berada di Gampong Drien Rampak, Kecamatan Arongan Lambek, Aceh Barat.
Dulunya, meriam ini digunakan untuk mempertahankan wilayah dari penjajah. Sayangnya, tiga meriam tersebut sudah tak terawat saat ini.
7.Makam Sultan Iskandar.
Muda Makam Sultan Iskandar Muda terletak di dekat kediaman resmi Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam. Pada masa perang Aceh, penjajah Belanda pernah menghilangkan makam tersebut.
Beruntungnya, makam Sultan Iskandar Muda ditemukan kembali pada tahun 1952. Saat ini, makam tersebut banyak dikunjungi oleh peziarah.
Itulah 7 peninggalan Kerajaan Aceh yang masih utuh sampai sekarang.
Selain itu, ditemukan pula uang emas Kerajaan Aceh, stempel cap Sikureung, pedang Aman Nyerang, dan sejumlah karya sastra yang menjadi peninggalan Kerajaan Aceh.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait