GAZA, iNewsPortalAceh.id - Media sosial digemparkan oleh rekaman video berisi suara kumandang adzan subuh yang diduga berasal dari Masjid Al Aqsa, Yerusalem, Palestina.
Yang membuat merinding, suara sang muadzin yang terdengar jelas dari arah Masjid Al Aqsa sangat mirip dengan suara merdu ulama kharismatik asal Martapura, Kalimantan Selatan, yakni Syaikh KH.
Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau yang akrab dipanggil Abah Guru Sekumpul. Banyak warganet yang menduga suara adzan itu benar milik suara Guru Sekumpul yang telah wafat pada Rabu, 10 Agustus 2005.
Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @gobisndasmu pada Sabtu (25/11/2023), terdengar jelas adzan itu menggunakan langgam melayu dan bukan dari suara adzan khas Timur Tengah atau muadzin Palestina pada umumnya.
Yang bikin lebih istimewa, adzan lantang berkumandang di kegelapan malam dalam kondisi instalasi listrik dan segala fasilitas umum lainnya telah dilumpuhkan oleh tentara Israel.
Banyak warganet yang menyatakan fenomena ini jelas mukjizat Allah yang sangat nyata, di mana adzan berkumandang disertai cahaya terang menyinari Masjid Al Aqsa.
Nampak di sekitaran masjid sejumlah orang hilir mudik. Belum diketahui kapan peristiwa itu direkam, namun salah satu netizen menyebut jika video itu direkam belum lama ini di tengah perjuangan para pejuang Palestina melawan invasi brutal militer Israel.
Video ini lantas dibanjiri komentar dari para netizen. Berikut di antara komentar mereka;
"Masya Allah aq menangis mendengar x suara abah guru sekumpul Martapura, Kalsel," tulis pemilik akun @Bunda*****.
"Iya bner mirip suara KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul," timpal @Mun****.
"Ya Allah abah guru sekumpul martapura kalimantan selatan asli suara abah," sebut @nafisa****.
"Abah Guru Sekumpul sering berada di sana, sering kali memberi makan anak yatim di kamp pengungsian," ujar @MuhYusuf *********.
Nama Syaikh KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani alias Abah Guru Sekumpul memang tidak asing bagi rakyat Palestina.
Mengutip laman Bangkit Media, pada 2015 lalu, ketika pecah konflik besar antara Israel dan Palestina, ribuan warga Palestina harus mengungsi dan menyebar ke berbagai kamp pengungsian, di mana salah satunya di Masjid Al Aqsa.
Pasca-konflik mereda, seorang ulama asal Banjar, yakni KH. Syaifuddin Zuhri atau yang akrab disapa Guru Banjar bertemu dengan dengan seorang imam muda Masjid Al Aqsa.
Guru Banjar diketahui adalah salah satu murid dari Abah Guru Sekumpul. Pertemuan tersebut berlangsung pada Januari 2016.
Di tengah dialog itu, sang imam muda bertanya kepada Guru Banjar tentang sosok Syaikh Zaini Ghani.
Lantas Guru Banjar menjawab bahwa orang yang dimaksudnya tersebut tak lain adalah gurunya yang sudah meninggal 10 tahun lalu, atau tepatnya 10 Agustus 2005.
Imam muda yang tak diungkap identitasnya itu pun kebingungan. “Apa tidak salah Syaikh Zaini Ghani sudah 10 tahun meninggal?” katanya penasaran.
“Na'am (Iya). Beliau sudah wafat 10 tahun lalu,” jawab Guru Banjar.
Singkat cerita imam muda Masjidil Aqsa itu menceritakan bahwa sekitar 4 bulan lalu atau September 2015, di tengah penindasan Israel rakyat Palestina bersembunyi di bawah tanah sekitar lingkungan Masjid Al Aqsa.
Tak ada makanan sedikitpun apalagi uang untuk membelinya.
“Saat itu, datang seorang syaikh berwajah rupawan. Syaikh itu memberikan uang. Saya bingung, semua umat Islam saat itu juga kebingungan, kok ini ada orang asing bisa datang ke Palestina, padahal kantor imigrasi sedang ditutup,” ucap imam muda itu.
Saat ditanya asalnya, syaikh itu mengaku datang dari Kalimantan Selatan, sebuah tempat yang berjarak sangat jauh dari Palestina.
Tak banyak cerita, syaikh rupawan yang tak lain ialah Guru Sekumpul itu mengambil tangan sang imam muda seraya memberikan uang senilai Rp250 juta.
Selang tiga hari kemudian Guru Sekumpul kembali mendatangi tempat persembunyian rakyat Palestina di bawah tanah.
Sang imam muda lagi-lagi kebingungan lantaran tempat persembunyian itu sangat tertutup dan tak sembarang orang bisa mengaksesnya.
“Bagaimana Anda bisa masuk ke sini?” tanya sang imam.
“Terserah (caranya) Allah,” jawab Guru Sekumpul.
Guru Sekumpul kemudian menyerahkan bantuan berupa uang yang kali ini nilainya setara Rp500 juta untuk memberi makan sekitar 4.000 kaum muslimin di kamp pengungsian sekitaran Masjid Al Aqsa.
Selang 10 hari, Guru Sekumpul kembali datang memberi uang sebesar Rp300 juta.
Sehingga jika ditotal, Abah Guru Sekumpul menyerahkan bantuan berupa uang senilai Rp1 miliar untuk rakyat Palestina kala itu.
Di tengah kebingungannya Guru Banjar berujar kepada sang imam muda bahwa syaikh rupawan yang menemuinya itu benar adalah Syaik KH.
Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul Martapura).
“Beliau adalah guru besar, seorang wali Allah masyhur asal Kalimantan Selatan," ucap Guru Banjar.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait