BANDA ACEH, iNewsPortalAceh.id - Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MDmenjawab pertanyaan terkait pengungsi Rohingya di Aceh.
Mahfud menyangkal dirinya menyebut warga Aceh tak tahu berterima kasih karena ada segelintir penolakan terhadap Rohingya.
Hal tersebut disampaikan Mahfud MD saat menjawab pertanyaan dalam diskusi rakyat 'Tabrak Prof' di MZ Coffe, Lamprit, Bandar Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh, pada Rabu (31/1/2024) malam.
Awalnya mahasiswi bernama Rika Yusrina memberikan dua pertanyaan dalam diskusi rakyat tersebut.
Pertama Perihal visi misi terkait berantas KKN pungli dan mafia hukum, "bagaimana kabar Harun Masiku?" Kemudian pernyataan kedua, Rika menyinggung pernyataan Mahfud MD sebelumnya.
"Statement bapak karena kita sekarang sedang hangat isu Rohingya. Bapak pernah statement seingat saya Aceh tidak tahu berterima kasih karena saat tsunami (rakyat Aceh) ditolong seluruh dunia, tapi apa kabarnya ketika kami sekarang (pengungsi Rohingya). Padahal tanah Nangroe Aceh Darussalam yang diperjuangkan dengan konflik Aceh," ujar Rika.
"Kenapa kemarahan ini ada oleh rakyat Aceh, karena takut terjadi seperti di Israel, tuan rumah diusir oleh pendatang. Karena itu orang Aceh memikirkan tentang hak asasi manusia (HAM). Bagaimana tidak dibantu, karena kedatangan mereka sudah diterima sejak 2015," tanya Rika.
Mahfud MD kemudian menjawab dengan lugas perihal pertanyaan tersebut.
"Saya tabrak balik ya, pertama saya tidak pernah mengatakan rakyat Aceh tidak tahu berterima kasih, tidak ada (berbicara) itu. Ndak ada," kata Mahfud MD.
"Saya katakan ketika Aceh dilanda tsunami, seluruh dunia ikut membantu kita, kenapa sekarang ada orang mengungsi tidak kita bantu sebentar, tidak ada kata tidak tahu berterima kasih, itu hoax luar biasa," tegasnya.
Perihal kasus Rohingya, Mahfud MD menjelaskan para tahun 2015 masyarakat Aceh dan seluruh umat muslim Indonesia minta Rohingya ditolong karena ini isu pengusiran agama.
Sehingga dulu ditampung di Aceh karena dulu daerah ini yang setuju menjadi tempat pengungsian sementara.
"Tetapi ternyata setiap bulan setiap tahun berkembang menjadi tempat perdagangan orang, maka kita sudah menolak ke dunia internasional, tapi yang sudah masuk kan tidak boleh dibuang, kita negara yang punya rasa kemanusiaan," kata Mahfud MD.
Oleh sebab itu Mahfud melihat rakyat Aceh harus tahu bahwa pengungsi Rohingya disini itu hanya sementara untuk dipulangkan ke daerah lain yang sudah menandatangani konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang pengungsi.
"Dan saudara yang disini bukan makan hak saudara, itu dibiayai PBB, orang Rohingya yang di situ dibiayai PBB bukan oleh pemerintah Indonesia, bukan oleh APBN atau APBD," paparnya.
"Jadi kita hanya menampung, kita sedang melakukan lobi untuk mencari tempat. Karena begini ada hukum internasional pada tahun 1951 ada konvensi tentang perlindungan pengungsi. Nah Indonesia tidak ikut menandatangani, sehingga sebenarnya bisa saja Indonesia mengusir karena tidak menandatangani konvensi tersebut," jelas Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut.
Namun Mahfud MD menjelaskan Indonesia punya politik kemanusiaan.
"Bagaimana orang sudah sampai disini mau dibuang ke laut tidak boleh, tetapi kita lokalisir dulu masalahnya, tempatnya, kemudian nanti kita kembalikan," ucap Mahfud MD.
Perihal Harun Masiku, Mahfud MD menjelaskan Harun Masiku sedang lari sedang dicari KPK. KPK adalah institusi sendiri di luar eksekutif.
"KPK itu bukan lembaga eksekutif atau yudikatif, tapi lembaga penegak hukum pidana yang ada di rumpun eksekutif tapi bukan bawahan pemerintah.Dia independen dia dicari. Kenapa yang ditanya hanya Harun Masiku, kan yang sedang lari dan dicari 15 orang. Saya minta cari KPK, termasuk Harun Masiku," ucap Mahfud MD.
"Jadi kalau anda tanya ke saya dimana Harun Masiku, jangankan saya, kamu pun tidak tahu, ini Ndak ada yang tahu, kalau ada yang tahu kasih tahu saya besok biar langsung ditangkap," pungkas Calon Wakil Presiden dari Ganjar Pranowo tersebut.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait