BIREUEN, iNewsPortalAceh.id-Pembangunan rumah susun sewa (Rusunawa) di Dayah Mudi Mesjid Raya (Mudi) 2 di Desa Namploh Blang Garang, Kecamatan Samalanga, Bireuen, Aceh dinilai lamban dan diduga tidak sesuai spesifikasi (spek).
Proyek pembangunan Rusunawa di Dayah Mudi 2 Samalanga Bireuen, Aceh, tersebut bersumber dari Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sejak 2022.
Namun saat itu, pembangunannya tidak jalan sehingga diputuskan kontraknya. Pada tahun 2023 dan 2024 kembali dianggarkan dana mencapai Rp4,3 miliar.
Kendati, Pada tahun 2023 dan 2024 juga tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan hingga kini pembangunan Rusunawa tersebut dinilai sangat lamban.
Hal tersebut dikatakan oleh guru yang juga pengurus Dayah Mudi 2 Samalanga, Tgk Supri Kepada wartawan.
Ia menyebutkan, pembangunan rusunawa tersebut awalnya sudah mangkrak sejak tahun 2022 lalu yang dikerjakan oleh kontraktor asal Banda Aceh. Sehingga diputuskan kontraknya.
Kemudian tahun 2023 akhir dan 2024 dilanjutkan lagi oleh kontraktor dan pekerja yang sama, tapi nama perusahaannya berubah nama.
“Seharusnya akhir tahun 2023 dan awal 2024 sudah harus dikerjakan lagi, tapi baru dikerjakan pada Maret kemarin, selama dua bulan yaitu Januari-Februari diterlantarkan bangunan Rusunawa itu, sehingga saat ini belum selesai dan jauh dari harapan,” kata Tgk Supri.
Selain itu tambah Tgk Supri, pekerjaan lanjutan baru dimulai beberapa hari lalu yaitu mulai cor tiang dan pemasangan besi cor lantai atas. Itu pun diduga belum sesuai dengan juknis atau belum sesuai dengan spesifikasi (spek).
“Kami mengharapkan agar pembangunan Rusunawa berlantai dua ini dapat dikerjakan sesuai dengan spek yang sesuai dan berkualitas atau dapat dirampungkan sesuai jadwal yang telah ditetapkan,” pinta Tgk Supri.
Bahkan kondisi tersebut juga dibenarkan oleh Sapriyanto, selaku konsultan pengawas pembangunan Rusunawa tersebut.
Katanya, saat ini pekerjaannya seperti di buru atau dipaksakan, sehingga belum sesuai spek.
“Benar bang, Rusunawa ini sangat lamban pekerjaannya, juga belum sesuai spek, yaitu pemasangan besi coran lantai 2 tidak sesuai gambar atau tidak sesuai spek, seharusnya jarak besi cor hanya 10 centimeter, tapi dipasang jaraknya 20 centimeter, sehingga banyak besi yang hilang atau tidak dipakai, sudah kami ingatkan sama tukang atau pekerjanya, tetap saja tidak digubris mereka, sehingga sangat was-was, jika dicor nanti tidak kuat,” terang Sapriyanto.
Ia menilai lambannya pekerjaan dan belum sesuai spek, karena kontraktornya diduga kurang modal.
“Hasil pantauan kami di lapangan, untuk beli barang lain seperti mata gerenda (pemotong besi), harus dijual sisa-sisa besi yang ada,” sebut Sapriyanto.
Sementara itu, Keuchik Desa Namploh Blang Garang, Ismail menambahkan, pihaknya mengaku tidak ada pemberitahuan terkait proyek pembangunan Rusunawa tersebut.
“Pihak kontraktor tidak pernah memberitahukan kepada kami terkait pembangunan Rusunawa itu, kami lihat juga sangat lamban pekerjaannya,” terang dia.
Seharus nya pihak kontraktor tersebut harus melapor kepada kami pihak Gampong, jika terjadi sesuatu kepada pekerja harian, kami bisa tahu, berapa jumlah pekerja harian pun yang dari luar Aceh di bawa ke Gampong kami, kami pun tidak tahu.
"Kami bukan tidak suka orang lain cari rezeki di Gampong kami , tapi harus melapor terlebih dahulu, karena 1x24 jam tamu atau pendatang harus melapor, tapi kenyataan nya sampai saat ini di pihak rekanan tidak ada yang melapor," sebut Ismail.
Hingga berita ini di publis, namun pihak rekanan proyek rusunawa itu belum bisa di hubungi hingga saat ini l.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait