ACEH SINGKIL, iNewsPortalAceh.id - Kerajinan berbahan dasar daun pandan duri, bisa dijadikan berbagai macam seni seperti kerajinan tas, tikar, dompet dan sebagainya bisa menjadi produk unggulan oleh masyarakat Kabupaten Aceh Singkil.
Daun padan duri yang digunakan sebagai bahan baku anyaman tikar, banyak tumbuh dan dapat diambil secara cuma - cuma ataupun gratis.
Tentunya, kerajinan anyaman daun pandan duri sudah banyak di berbagai daerah, namun yang membedakan seni motif anyaman yang ditonjolkan sesuai kultur budaya daerahnya.
Dengan adanya kegiatan kerajinan itu, bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan kepada masyarakat sekitar, dengan modal usaha yang tidak besar, bahan baku gratis, mudah diperoleh, dapat dikerjakan diwaktu luang atau senggang dan keuntungan cukup menjanjikan.
Merespon peluang usaha yang dinilai dpaat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, PT Nafasindo dalam Program Corporate Social Responbility (CSR) bersama Wildlife Conservation Society (WCS) terus melatih Anyaman daun pandan duri terhadap warga pengrajin di Desa Ujung Bawang, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil yang di gelar sejak 18 hingga 20 Juli 2024.
Kegiatan yang diikuti kalangan emak - emak itu mengangkat tema Kelompok Perempuan Pengrajin Anyaman Pandan Duri atau Kegiatan Alternatif Mata Pencarian.
"Peserta Pelatihan yang terbagi 6 kelompok menerima bahan – bahan perlengkapan dan peralatan," kata Senior Manager PT Nafasindo Regional Aceh Singkil, Iskandar, Sabtu (20/7/2024).
Materi pemaparan dan praktek langsung dilakukan pada kegiatan, mulai dari pengenalan bahan baku sebagai bahan dasar produk tiga dimensi, teknik pewarnaan, hingga praktek cara membentuk pola produk tiga dimensi.
"Dengan pembekalan teknis itu, nantinya akan menghasilkan produk seperti Tikar Pandan warna dimensi, Tempat Tisu, dompet dan lain sebagainya," tutur Iskandar.
Ia berharap, kerajinan anyaman tikar ini dapat berkembang dan menjadi produk souvenir khas Aceh Singkil dan tentunya mampu menambah puing - puing rupiah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Kita berpesan, agar materi yang ada dipelatihan ini dapat di serap dengan baik, sehingga berdampak baik bagi pengrajin, lingkungan sekitar hingga dapat menjaga dan merawat kelestariannya," pesan Iskandar.
Sementara ketua kelompok pengrajin anyaman pandan duri, Aras Midah, mengatakan kegiatan yang dilakukan sangat bermanfaat.
"Hari pertama pelatihan beberapa peserta sudah sudah memahami Teknik pewarnaan yang beragam yang sebelumnya hanya warna asli pandan alami, tentu ini sangat bermanfaat bagi kami," kata ketua kelompok pengrajin, Aras Midah.
Sejumlah stakeholder hadir dalam kegiatan, diantaranya Disperindagkop dan UKM Aceh Singkil, Kepala Desa Ujung Bawang, Babinsa hingga perwakilan BKSDA Aceh dan pendamping desa.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait