ACEH BARAT, iNewsPortalAceh.id- Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat Periode 2024-2029 yakni Tarmizi SP dan Said Fadheil dinilai mampu menangkal pendangkalan Akidah jika di percaya memimpin Aceh Barat kedepannya.
Hal tersebut disampaikan oleh mantan Imam Besar Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, Teungku Abdullah saat menyampaikan orasi politiknya di hadapan dua ribu lebih warga pada kegiatan Kampanye pasangan Tarsa di Meutulang, Kecamatan Panton Reu, Kabupaten Aceh Barat, Senin (28/10/2024).
Karena itu pula, Abdullah, mengaku rela mengundurkan diri sebagai Imam Besar Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, untuk bisa ikut berkampanye dan memperjuangkan pasangan Tarsa menjadi bupati dan wakil bupati.
Sebut Abdullah, saat ini Aceh Barat dalam ancaman pendangkalan aqidah atau masuknya ajaran sesat yang dapat mempengaruhi akidah warga kabupaten berjuluk Bumi Teuku Umar itu, dan karena itu pasangan Tarsa menurutnya layak di pilih untuk mencegah masuknya aliran sesat.
"Saya ingin menyampaikan sesuatu, kenapa saya mengundurkan diri dari Imum Chik [Imam Besar] Masjid Agung Baitul Makmur demi memenangkan pasangan Tarsa [Tarmizi-Said Fadheil] ini, karena mereka yang mampu menangkal pendangkalan akidah nantinya jika menjadi bupati dan wakil bupati. Jadi kalau warga di panton reu ini tidak memilih pasangan ini maka rugilah kita," kata Teungku Abdullah.
Karena itu pula Teungku Abdullah mengimbau warga Panton Reu untuk tetap istiqamah dan ikut bersama-sama memperjuangkan Tarmizi SP dan Said Fadheil hingga menjadi bupati kedepannya.
Saat ini, kata teungku Abdullah, 95 persen ulama di Aceh Barat telah memberi restu dan dukungannya kepada Tarmizi dan Said Fadheil, lantaran sebutnya harapan terbesar ulama saat ini adalah penegakan syariat islam secara kaffah.
Dalam orasi politiknya tersebut, ia juga menyinggung jika ulama di Aceh Barat tidak mengharapkan janji-janji politik seperti bantuan dan lainnya jika pasangan tersebut terpilih, akan tetapi para ulama disana memberikan dukungan kepada Paslon nomor urut 1 itu, karena melihat kedua sosok ini mampu dalam menjalankan syariat islam secara kaffah dan menjadi penangkal terhadap pendangkalan akidah, melihat kondisi Aceh Barat saat ini yang menurutnya mulai adanya ancaman ajaran sesat.
"Alhamdulillah saya tidak bilang seratus persen, tapi saya klaim 95 persen ulama kita mendukung pasangan Tarsa. Dan ulama mendukung sosok Tarsa ini bukan karena dijanjikan uang setahun 15 miliar dan lainnya, tapi karena melihat hanya pada sosok ini yang mampu menangkal pendangkalan akidah dan juga mampu menerapkan syariat islam secara kaffah," ucapnya.
Tidak hanya itu, kata dia, Tarmizi juga sudah membuktikan kinerjanya selama duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dimana ia memberikan perhatian bagi warga empat kabupaten yang menjadi daerah pemilihannya terutama bagi para pasien dan keluarga pasien yang di rujuk ke Banda Aceh Tidak hanya itu, kata dia, Tarmizi juga ikut memperjuangkan anggaran untuk pembangunan Aceh Barat seperti insftasruktur jalan serta anggaran pembangunan rumah sakit regional setiap tahunnya.
"Yang saya kagumi, seperti kata Tarmizi tadi sebelumnya saat menjadi anggota DPRA ia rela ikat perut dengan mengeluarkan pendapatannya sebagai anggota DPRA untuk keluarga pasien rujukan dari empat kabupaten dapilnya. kan sudah dengar tadikan sama-sama kita jika ia ikat perut, demi kita," ungkap Teungku Abdullah.
Sebelumnya pada kampanye di Desa Meutulang, Kecamatan Panton Reu, Tarmizi mengaku sebagian gaji dan pendapatannya dihabiskan untuk operasional rumah singgah bagi keluarga pasien asal kabupaten Aceh jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, dan Simeulue.
Bahkan, kata dia, pengeluaran untuk rumah singgah tersebut dalam satu bulan menghabiskan anggaran lebih dari pada gaji yang ia peroleh.
Namun hal ini, kata Tarmizi, ia lakukan karena prihatin atas kondisi masyarakat yang saat di rujuk dari daerah ke rumah sakit di ibukota Provinsi yakni Banda Aceh yang kadang-kadang tidak memiliki uang, bahkan ada yang terpaksa makan roti berhari-hari.
"Kalau ada yang tanya kenapa saya masih kurus sampai saat ini. Karena memang saya makannya sedikit karena terpaksa ikat perut, lantaran harus memperhatikan masyakarakat kita. Kadang-kadang pengeluaran saya lebih besar dari gaji yang saya peroleh untuk operasional rumah singgah. Kenapa ini saya lakukan, karena saya prihatin apalagi saya pernah dengar dari perawatan dokter di Zainoel Abidin ada keluarga pasien asal Aceh Barat yang sudah tiga hari makan roti karena tak memiliki uang, dan saya sedih. Jadi kalau ada yang tanya kenapa hingga saat ini saya tidak memiliki rumah ya ini salah satu alannya," kata Tarmizi dalam orasi politiknya.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait