BANDA ACEH, iNewsPortalAcrh.id- Hari ini 26 Desember 2024, masyarakat Provinsi Aceh kembali mengenang bencana alam dahsyat yang mengguncang tanah Serambi Mekkah 20 tahun lalu tepatnya pada tanggal 26 Desember 2004 silam yang dikenal dengan sebutan Tsunami Aceh.
Mengutip laporan Survei Geologi AS (USGS) yang menjelaskan bahwa tsunami Aceh kala itu diawali dengan gempa tektonik pada 26 Desember 2004.
Gempa tercatat mengguncang tanah Serambi Mekah pada pukul 07.59 WIB, berpusat di titik 3.316 derajat N, 95,84 derajat E dengan kekuatan M9,1.
Tak ada yang menyangka, hari itu merupakan hari yang akan menjadi musibah bagi masyarakat Aceh, hari yang akan terus menjadi ingatan mereka, ingatan tentang perpisahan, tangisan, jeritan, air mata, darah dan kepedihan.
Menurut data yang dihimpun, sedikitnya 160.000 orang menjadi korban tsunami dahsyat di kota Banda Aceh, gelombang laut meratakan hampir semua bangunan dan membawa kapal-kapal ke darat, suara tangisan dan teriakan minta tolong terdengar dimana-mana, hingga mencatatkan tragedi ini sebagai 10 bencana alam terdahsyat abad 21.
Mereka kehilangan tempat tinggal, kehilangan harta benda, kehilangan orang yang dicintai, kehilangan segalanya. Tak jarang mereka hanya menyisakan pakaian basah dan berbau lumpur yang melekat di tubuh mereka.
Tentang anak dengan tatapan kosong pada matanya yang mencari keberadaan orang tuanya, menangisi yang telah pergi dan takut untuk menjalani kehidupan sendiri kedepannya.
Walaupun kini, setelah 20 tahun Aceh sudah kembali tetata dan modern, dengan segala pembangunan dan peradaban yang maju, sumber daya manusia yang unggul, dan pembenahan di segala sektor, warga Aceh masih akan terus mengingat kejadian kelam itu.
Semangat masyarakat Aceh untuk berbenah patutlah menjadi contoh untuk bangsa Indonesia, seperti kutipan perkataan Najwa Shihab yang memberi pesan kepada seluruh bangsa.
"Aceh menjadi contoh terdepan anak bangsa yang tak ragu menatap masa depan, kini kita belajar kepahlawanan melalui kerja keras kepemimpinan dan keteladanan, setiap kita dapat mengambil pelajaran pembuangan membutuhkan kedamaian dan keadilan, dari Aceh kita berpesan untuk Indonesia, visi dan kerja keras yang membuat kita bisa bejaya." Kata Najwa Shihab.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait