PIDIE JAYA, iNewsPortalAceh.id – Dinding papan yang rapuh, atap bocor yang tak lagi mampu menahan hujan, dan lantai yang mulai berlubang menjadi saksi bisu kehidupan Maimunah di Gampong Meuko Khutang, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya, Aceh.
Di rumah reyot itu, ia membesarkan anak-anaknya dengan segala keterbatasan.Minggu (24/8/2025), sekelompok tamu datang membawa harapan.
Aipda Jonni Rahmad, personel SPKT Polres Pidie Jaya, bersama Yayasan Searah Cita Nusantara (SCN) Bireuen yang diwakili Aulia Irfan dan Imam, melangkah masuk ke rumah kecil itu dengan tangan penuh bantuan: beras, minyak goreng, telur, gula, sirup, sabun, hingga kebutuhan rumah tangga lainnya.
Namun, apa yang mereka bawa tak sebanding dengan kenyataan pahit yang harus ditelan Maimunah setiap hari.
Di balik senyum getirnya, ia menyimpan kepedihan lain: anak lelakinya, Maula Rizki, sudah dua tahun menanggung patah kaki akibat musibah, tanpa sentuhan medis layak, tanpa bantuan sosial dari pihak mana pun.
“Rumah ini sudah tidak layak ditempati. Kami hanya bisa berharap ada perhatian pemerintah atau masyarakat agar Ibu Maimunah dan keluarganya bisa hidup lebih baik,” kata Aipda Jonni dengan nada berat, menatap sekeliling rumah yang nyaris roboh.
Sementara itu, Maimunah tak kuasa menahan air matanya. Suaranya bergetar saat menitipkan doa dan harapannya.
“Saya mohon… tolonglah rumah kami, dan anak saya yang masih sakit. Sampai sekarang, belum ada bantuan apa pun,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Kunjungan sederhana ini seolah menampar kesadaran kita: di balik geliat pembangunan, masih ada keluarga yang bertahan di rumah yang hampir runtuh, dengan nasib anak yang terabaikan.
Kehadiran polisi dan yayasan sosial setidaknya memberi setitik cahaya, meski jalan menuju perubahan masih panjang.
Editor : Jamaluddin