Hamzah berlari secepat kilat. Hanya berjarak 100 meter dari pos jaga, ia mendapati kenyataan pahit: rumahnya hancur dihantam beton yang luruh bersama tanah longsor. Di balik puing-puing itu, dia melihat sosok istrinya terjepit. Hamzah mencoba segala cara, namun beton itu terlalu berat untuk tangan manusia.
Dalam kepasrahan yang luar biasa, dia hanya bisa mendekat dan membisikkan doa ke telinga istrinya hingga napas terakhir sang istri berembus.
Di tengah duka yang mencekam, suara lirih anak sulungnya, Bintang, memecah keheningan: "Pak, tolong Bintang." Dengan tangan kosong yang terluka, Hamzah dan rekan-rekannya mengerahkan seluruh tenaga untuk mengangkat beton. Bintang berhasil ditarik keluar meski tubuhnya penuh luka. Si bungsu, Amanda, secara ajaib juga selamat setelah terlempar keluar saat dinding rumah runtuh.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
