ACEH TAMIANG, iNews.id - Kepala Kantor Kementrian Agama (Kakankemenag) Aceh Tamiang, Fadli menekankan agar seluruh Yayasan dan kepala Madrasah, khususnya di Aceh Tamiang agar benar-benar selektif dalam menerima guru.
Hal itu dilakukan pihaknya menyusul dengan adanya penangkapan beberapa orang yang diduga merupakan jaringan terorisme oleh tim Detasemen Khusus Antiteror Mabes Polri pada Jumat, 22 Juni 2022 kemarin.
"Sebab, berberapa dari terduga yang di tangkap tim densus di ketahui berprofesi sebagai guru di pesantren," kata Kakankemenag Aceh Tamiang, Fadli, Selasa, (26/7/2022).
Untuk itu, Fadli mengaku tidak ingin kecolongan, dan terjadi di Madrasah serta pesantren yang di bawah Kemenag Aceh Tamiang.
Sehingga, pihak Madrasah penting untuk mengetahui latar belakang calon guru tersebut secara spesifik.
Selain itu, upaya menekan masuknya faham radikalisme dan faham-faham lain yang bersifat terlarang, pihak Kemenag juga akan terus melakukan pemantauan dan juga pembinaan terhadap seluruh Madrasah.
"Untuk itu penting selalu mewaspadai keberadaan orang asing yang dapat membahayakan keamanan, baik dalam bentuk penyebaran paham terorisme, separatisme, maupun bentuk pemahaman radikal lainnya," katanya.
Meskipun, Fadli mengaku sejauh ini pihaknya belum menerima laporan atau mendeteksi masuknya faham-faham terlarang di Madrasah.
Namun, untuk lebih memastikan hal itu tidak akan terjadi di lingkungan Madrasah, Kemenag sendiri akan membuat langkah pencegahan.
"Diantaranya, akan menempatkan Da'i atau penyuluh agama ke setiap Madrasah. Yang nantinya dapat memberikan pemahaman kepada para siswa tentang bahayanya faham radikalisme," katanya.
Menyoroti itu, jika memungkinkan untuk dilakukan penambahan mata pelajaran, pihaknya berencana akan memasukkan pelajaran muataan lokal di setiap Madrasah yang khusus mengajarkan tentang penguatan nilai-nilai pancasila.
Pun demikian, Fadli menambahkan pelajaran muatan lokal tersebut akan dikolaborasikan dengan kurikulum nasional, atau kurikulum yang memang sudah ditetapkan.
Oleh sebab itu, Kakankemenag berharap agar masyarakat, khususnya di Aceh Tamiang agar dapat menyikapi peristiwa penangkapan beberapa orang oknum yang di duga teroris oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri beberapa waktu lalu secara objektif, tidak mengaitkan hal tersebut dengan lembaga pendidikan atau pesantren yang bisa menjatuhkan citra dari lembaga itu sendiri.
"Sehingga menjadikan ketakutan masyarakat untuk menitipkan anak mereka belajar di Madrasah ataupun pesantren. Jangan karena ulah beberapa oknum, merusak citra pesantren di Aceh," katanya.
Sebab, Fadli menilai peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu tersebut murni merupakan interpersonal oknum tersebut, bukan secara kelembagaan.
"Jika secara kelembagaan saya yakin itu tidak ada. Dipastikan itu murni personal oknum tersebut," ujarnya.
Editor : Jamaluddin