get app
inews
Aa Read Next : Aktris Cantik Han So Hee Tiba di Korea, Cincin di Jari Manisnya Curi Perhatian

Situasi di Selat Taiwan Memanas, Begini Peringatan ASEAN

Kamis, 04 Agustus 2022 | 22:14 WIB
header img
Bendera negara-negara ASEAN (Foto: Twinsterphoto/Elements Envato)

PHNOMPENH, iNews.id - ASEAN memperingatkan adanya risiko yang disebabkan oleh ketegangan di Selat Taiwan.

Organisasi geopolitik itu pun siap memainkan peran konstruktif dalam memfasilitasi dialog damai antara semua pihak.

Dalam pernyataannya, ASEAN mengatakan ketegangan di Selat Taiwan itu bisa memicu salah perhitungan, konfrontasi serius, konflik terbuka, dan konsekuensi tak terduga di antara negara-negara besar.

"ASEAN mendesak pengekangan maksimum dan agar semua pihak menahan diri dari provokasi," katanya.

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara itu menjadi tuan rumah pertemuan menteri luar negeri dari 27 negara.

Pertemuan yang digelar di Kamboja itu dilatarbelakangi perkembangan di sekitar Taiwan menyusul kunjungan ketua DPR AS Nancy Pelosi sebelumnya.

Perjalanan Pelosi merupakan kunjungan pejabat tertinggi AS ke Taiwan. Kunjungan itu telah memicu kemarahan di China yang lantas menggelar latihan militer dan aktivitas lain di daerah tersebut sebagai respon.

Dilansir dari Reuters, negara-negara Asia Tenggara cenderung melangkah dengan hati-hati untuk menyeimbangkan hubungan dengan China dan Amerika Serikat.

Negara-negara ini waspada terhadap kemarahan salah satu kekuatan utama dunia tersebut. Dilansir dari CCTV China, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi yang juga berada di Kamboja, menyebut kunjungan Pelosi itu "manik, tidak bertanggung jawab, dan sangat tidak rasional".

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam sambutan pembukaan pertemuan dengan rekan-rekan ASEAN mengakui masalah Taiwan menjadi perhatian semua orang.

Dia menekankan posisi Washington tidak berubah. "Amerika Serikat terus memiliki kepentingan abadi dalam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," katanya.

Dia menambahkan, AS menentang segala upaya sepihak untuk mengubah status quo, terutama dengan kekerasan.

Amerika Serikat dan negara-negara lain percaya eskalasi tidak menguntungkan siapa pun. "Eksklasi dapat memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan, yang tidak melayani kepentingan siapa pun, termasuk anggota ASEAN maupun China," katanya.

Editor : Jamaluddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut