get app
inews
Aa Text
Read Next : Prajurit TNI Korem 011/LW Terima Loreng Tempur Terbaru Dari Kasad Maruli

Bentrok Pasukan Keamanan Iran dan Mahasiswa Pecah saat Aksi Protes Tewasnya Mahsa Amini

Senin, 03 Oktober 2022 | 10:23 WIB
header img
Bentrok antara pasukan keamanan Iran dengan mahasiswa di sebuah universitas terkemuka di Teheran pecah pada Minggu (2/10/2022). (Foto: Reuters)

TEHERAN, iNewsPortalAceh.id - Bentrok antara pasukan keamanan Iran dengan mahasiswa di sebuah universitas terkemuka di Teheran pecah pada Minggu (2/10/2022).

Insiden ini menjadi peristiwa kekerasan terbaru terkait protes nasional yang dipicu oleh kematian seorang perempuan muda dalam tahanan polisi moral.

Protes anti-pemerintah, yang dimulai pada pemakaman Mahsa Amini (22) pada 17 September di Kota Kurdi Saqez, telah berkembang menjadi sebuah bentuk oposisi terbesar terhadap otoritas Iran dalam beberapa tahun.

Banyak dari mereka bahkan menyerukan diakhirinya pemerintahan ulama Islam yang telah berlangsung lebih dari empat dekade.

Akun Twitter aktivis 1500tasvir yang memiliki sekitar 160.000 pengikut, memposting beberapa video.

Isinya, Universitas Sharif, yang secara tradisional merupakan sarang perbedaan pendapat, dikelilingi oleh puluhan polisi anti huru hara.

Salah satu video menunjukkan pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk mengusir mahasiswa dari kampus.

Selain itu juga terdengar suara tembakan dari kejauhan. Video lain menunjukkan pasukan keamanan mengejar puluhan mahasiswa yang terjebak di tempat parkir bawah tanah universitas.

Akun itu mengatakan puluhan siswa telah ditangkap. Media pemerintah Iran menggambarkan insiden itu sebagai bentrokan di universitas.

Selain itu, Menteri Sains Negara juga mengunjungi kampus untuk memeriksa situasinya. Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen peristiwa di universitas tersebut.

Mahasiswa dari berbagai universitas menggelar aksi protes pada hari Minggu. Aksi diadakan di beberapa kota seperti Teheran, Yazd, Kermanshah, Sanandaj, Shiraz dan Mashhad, dengan peserta meneriakkan.

"kemerdekaan, kebebasan, kematian Khamenei. Protes belum mereda meskipun jumlah korban tewas terus meningkat. Pasukan keamanan merespon aksi dengan tindakan keras menggunakan gas air mata, pentungan. Dalam beberapa kasus, menurut video di media sosial dan kelompok hak asasi, polisi juga menggunakan peluru tajam.

Hak Asasi Manusia Iran, sebuah kelompok yang berbasis di Norwegia, dalam sebuah pernyataan mengatakan, sejauh ini 133 orang telah tewas di seluruh Iran.

Termasuk lebih dari 40 orang yang dikatakan tewas dalam bentrokan pekan lalu di Zahedan, ibu kota provinsi tenggara Sistan-Baluchistan.

Pihak berwenang Iran belum memberikan informasi resmi jumlah korban tewas.

Mereka justru mengatakan banyak anggota pasukan keamanan telah dibunuh oleh perusuh dan preman yang didukung oleh musuh asing.

Pekan lalu televisi pemerintah mengatakan 41 orang tewas, termasuk anggota pasukan keamanan. Otoritas tertinggi Iran Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei belum mengomentari protes nasional yang telah menyebar ke 31 provinsi.

Semua lapisan masyarakat, termasuk etnis dan agama minoritas, ambil bagian. Kematian Amini dan tindakan keras telah menarik kritik internasional terhadap penguasa Iran.

Sebaliknya, Iran menuduh Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa mengeksploitasi kerusuhan untuk mencoba mengacaukan Republik Islam.

Media pemerintah Iran membagikan video mahasiswa pro-pemerintah, yang berkumpul di universitas Ferdowsi di Mashhad. Mereka meneriakkan "Republik Islam adalah garis merah kami". Sebelumnya pada hari Minggu, anggota parlemen Iran meneriakkan 'terima kasih, polisi' selama sesi parlemen.

Dia ingin menunjukkan dukungan untuk tindakan keras terhadap protes anti-pemerintah yang meluas.

Editor : Jamaluddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut