TAKENGON, iNewsPortalAceh.id- Roboh nya bangunan teras rumah sakit regional di Aceh Tengah bukti lemahnya pengawasan terhadap kuwalitas pembangunan yang ada di aceh tengah.
Hal ini menimbulkan keprihatinan dari beberapa kalangan tak terkecuali praktisi partai PKS yang duduk sebagai angota dewan perwakilan rakyat provinsi aceh Bardan Saidi yang meminta harus ada yang bertangung jawab atas roboh nya bangunan gedung rs regional ini.
Bardan Saidi kepada sejumlah awak media Sabtu (5/11), mengatakam meminta Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Aceh untuk Audit Tujuan Tertentu (ATT) pada Dinas Kesehatan Aceh.
"Konsultan Perencanaan dan Pengawasan, berikut pada rekanan (kontraktor pelaksana) Kegiatan embangunan rumah sakit regional wilayah tengah, di Belang Bebangka Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah untuk di periksa". Pungkas nya.
Ia juga Menyesalkan lemahnya kontruksi bangunan RS Regional dengan anggaran miliaran rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA), pada setiap tahun anggarannya.
"Pemerintah Aceh, melalui Dinas Kesehatan Aceh, selaku Pengguna Anggara (PA). Kuasa pengelolaan keuangan daerah adalah PPTK. PPTK merupakan Pegawai ASN yang menduduki jabatan struktural yang ditunjuk oleh PA/KPA untuk melaksanakan atau membantu tugas-tugas PA/KPA dalam rangka pengambilan keputusan terkait dengan pengeluaran beban belanja daerah". Terang nya Anggota DPRA yang bersal dari Gayo ini.
Dia juga menegaskan ia akan melakukan monitoring atas roboh nya bangunan Rs regional di aceh tengah.
"Saya akan monitoring kasus ini, sampai ada yang bertangungjawab pada kerusakan bangunan ini sebelum digunakan." Tegas Bardan Saidi.
Bardan juga menambahkam dengan Rendahnya mutu dan kualitas bangunan mengindikasikan praktik korupsi dalam pelaksanaanya, dan ini tidak dapat dibiarkan.
"Saya meminta Aparat Penegak Hukum (APH) memberi perhatian serius atas kasus ini. Bagaimana bisa, belum selesai dioperasional sudah ambruk, Bayangkan bila ada korban jiwa jika sudah diserah terimakan menjadi rumah sakit," Tutup politisi berdarah Gayo itu geram.
Editor : Jamaluddin