PIDIE JAYA, iNewsPortalAceh.id - Satu unit alat berat jenis eskapator atau beco (dalam bahasa Aceh moto sudok-red) hampir dua pekan terakhir gencar melakukan kegiatan pengorokan di kawasan tambak di Gampong Deah Pangwa, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Selasa (22/11/2022).
Anehnya, warga setempat sebelumnya mengaku tak tahu itu proyek apa itu namanya, pasalnya, sejak alat berat itu hadir menggali saluran yang sudah dangkal di karenakan saat itu belum di pasangnya papan plang nama proyek.
Namun, setelah adanya komplain dari sejumlah petani tambak, akhirnya papan plang proyek tersebut baru di pasang oleh pihak rekanan tersebut.
Diakui, pekerjaan yang sedang dilakukan itu memang menguntungkan masyarakat terutama bagi petani tambak.
Karena dengan adanya normalnya saluran tambak, maka suplai air menjadi lancar sehingga tambak terhindar dari banjir luapan saat pasang purnama tiba. Tapi, dari satu sisi pemilik tambak mengeluh.
Betapa tidak, tanah galian alat berat beco yang diletakkan di pematang tambak mereka terkesan sembrono.
Seharusnya, sebut salah seorang petani tambak, tanah buangan itu harus di rapikan agar orang dengan mudah lalu lalang.
Tapi, kenyataannya tak seperti di harapkan, tanah bekas galian kebanyakan di biarkan begitu saja, bahkan mereka harus membayar orang untuk merapikan pematang nya.
"Ya beginilah cara kerja proyek, ini saya harus membayar orang lagi untuk memperbaiki agar rapi pematangnya, kalau tidak hancur kali di buat mereka," imbuh Maulidin alias Si Mok.
Aikal, pihak rekan proyek normalisasi tersebut saat di konfirmasi beberapa hari lalu mengatakan bahwa apabila ada keluhan petani tambak, maka pihaknya akan segera memperbaikinya kembali.
Kendati, hingga saat ini petani tambak malah memperbaiki sendiri pematang yang tak rapi itu, dengan harus mengeluarkan dana pribadi mereka untuk membayar para buruh lainnya.
Editor : Jamaluddin