JAKARTA, iNewsPortalAceh.id -Tanah Rencong Aceh memiliki beragam tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Sejumlah tradisi itu masih terus dilestarikan hingga saat ini, salah satunya geudeu-geudeu.
Tradisi gulat mirip sumo ini sering dilakukan masyarakat di Kabupaten Pidie Jaya. Biasanya, digelar setelah masa panen.
Mengutip jurnal ilmiah Transformasi Geudeu-geudeu Menjadi Seni Pertunjukan di Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya dari Universitas Syiah Kuala, Jumat (6/1/2023), geudeu-geudeu mulanya merupakan ritual masyarakat sebagai rasa syukur terhadap hasil panen.
Tradisi itu digelar di atas sisa-sisa jerami yang ditumpuk di area persawahan. Bukan untuk saling melukai, kegiatan ini dilakukan para petani sebagai hiburan.
Pada praktiknya, geudeu-geudeu diperagakan oleh tiga orang yang diawasi oleh wasit.
Satu orang sebagai penantang, dan dua lainnya sebagai penerima tantangan. Kedua penerima tantangan akan bergandengan tangan untuk berusaha menjatuhkan penantang.
Sementara, penantang diberikan keleluasaan untuk memukul penerima tantangan, kecuali pada bagian di bawah pusar.
Permainan pun berakhir ketika ada pemain yang terjatuh. Penantang akan dinyatakan menang apabila berhasil menjatuhkan salah satu penerima tantangan.
Sementara penerima tantangan dinyatakan menang jika berhasil menjatuhkan penantang. Namun dengan catatan, gandengan tangan tidak boleh terlepas.
Alih-alih mencelakai, geudeu-geudeu dilakukan sebagai sarana hiburan ketika masa panen berakhir.
Masyarakat sekitar akan berbondong-bondong untuk menyaksikan tradisi tersebut. Saat ini, geudeu-geudeu telah bertransformasi menjadi seni pertunjukan.
Tradisi akan dilakukan dengan sejumlah persiapan seperti lokasi hingga kostum pemain.
Editor : Jamaluddin