Tiga Tokoh Perdamaian Aceh Nostalgia Napak Tilas Perundingan RI-GAM di Helsinki

BANDA ACEH,iNewsPortalAceh.id - Ketiga tokoh perdamaian Aceh bernostalgia menapak tilas perundingan Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dikenal dengan Perjanjian Helsinki, Finlandia, Kamis (9/11/2023). Diketahui jika perjanjian itu digelar pada 18 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 15 Agustus 2005.

Tiga tokoh yang terlibat langsung dalam suksesnya perdamaian di Bumi Serambi Mekkah tersebut, yakti Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 M Jusuf Kalla selaku tokoh kunci Perdamaian Aceh, Ketua Juru Runding Pemerintah RI Hamid Awaludin serta Ketua Juru Runding GAM Malik Mahmud. Perjanjian Damai tersebut, mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir 30 tahun tersebut di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam.

Baca Juga

Menteri AHY Terima Penghargaan Tokoh Pendorong Investasi dalam Negeri

Pelaku pelaku sejarah ini kembali bernostalgia mendatangi Koningsteidt, tempat mereka berunding, bernegosiasi mencari titik temu untuk perdamaian Aceh.

Gedung pertemuan ini berupa rumah milik Pemerintah Finlandia yang letaknya sekitar 30 KM berada di luar Kota Helsinki. Untuk mencapainya, dibutuhkan waktu perjalanan darat sekitar 1 jam sampai di lokasi itu.

Malik Mahmud, Ketua Tim Juru Runding Gerakan Aceh Merdeka (GAM), menceritakan bagaimana suasana jalannya perundingan di tempat tersebut.

Baca Juga

Tokoh Pertanian Gayo Harap Muhammad Ridwan Maju Sebagai Kontestan di Pilkada Aceh Tengah

Saat putaran pertama perundingan dimulai yaitu 28 Januari 2005, di Koningsteidt sedang turun salju dan udara sangat dingin dimana suhu udara mencapai -7 derajat.

Para Tokoh Perdamaian Aceh tersebut, melihat satu-persatu ruangan demi ruangan yang digunakan untuk berunding selama 7 putaran.

Disebutkan agenda itu dimulai dari putaran pertama tanggal 28 Januari hingga puncaknya ditandatangani Nota Kesepahaman Perdamaian Aceh tanggal 15 Agustus 2005.

Baca Juga

Danrem Lilawangsa dan Sejumlah Tokoh Agama Aceh Tamiang Gelar Pertemuan

Tak hanya ke ruangan perundingan, mereka menapak tilas ruang istirahat, tempat makan para anggota juru runding dari kedua belah pihak serta mediator dari pihak CMI (Crisis Management Initiatif) yang saat itu diketuai oleh Mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari.

Ketua Perundingan Pemerintah RI dalam perundingan Helsinki, Hamid Awaludin, menjelaskan saat-saat kritis jalannya perundingan hingga nyaris menghadapi jalan buntu.

Namun menurut Malik Mahmud, kepiawaian Almarhum Martti Ahtisaari meredam suasana menjadi cair kembali.

Baca Juga

Tokoh dan Pimpinan Dayah di Aceh Barat Ajak Masyarakat Sukseskan Pemilu Damai 2024

Sementara itu inisiator Perdamaian Aceh, Jusuf Kalla, menjelaskan bahwa selalu memantau langsung proses yang terjadi dalam jalannya perundingan melalui Hamid Awaludin.

Meski jarak yang cukup jauh serta perbedaan waktu Jakarta dengan Helsinki berbeda 5 jam lebih lambat, mengharuskannya untuk tidur lebih lambat.

Ketika terjadi hal yang krusial dalam perundingan, Jusuf Kalla selalu mengontak Hamid Awaludin dan almarhum Farid Husain serta mengontak Presiden Ahtisaari, untuk memberikan arahan agar proses perundingan berjalan lancar dengan hasil yang cukup memuaskan.

Baca Juga

Tokoh Masyarakat Aceh Mengutuk Keras Perbuatan Oknum Paspampres Yang Menewaskan Warga Aceh

Setelah melakukan napak tilas proses perundingan RI-GAM di Koningsteidt, Jusuf Kalla bersama Hamid Awaludin dan Malik Mahmud, hari ini Jumat (10/11/2023) akan menghadiri prosesi pemakaman Mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari.

Diketahui jika Martti Ahtisaari merupakan Mediator Perundingan RI-GAM tahun 2005 serta Penerima Nobel Perdamaian Dunia tahun 2008. Martti Ahtisaari wafat pada tanggal 16 Oktober 2023.

Namun prosesi pemakamannya digelar hari ini mulai dari misa di Gereja St Nicholas atau yang lebih dikenal dengan Katedral Helsinki sampai dengan penghormatan terakhir kepada Almarhum di Kantor Pemerintahan Finlandia.

Editor : Jamaluddin