JAKARTA, iNewsPortalAceh.id - Sosok Sersan Dua (Serda) Maria Jacoba Samuel mendadak kembali viral di media sosial.
Dia merupakan prajurit Korps Wanita TNI Angkatan Darat (Kowad) yang memiliki paras cantik dan rambut pirang.
Serda (K) Maria Jacoba Samuel berasal dari Jayapura, namun kedua orang tuanya bukan orang asli Papua.
"Mama dari Ambon. Orang tua kebetulan ada keturunan Belanda," ujarnya.
Dikutip dari YouTube TNI AD, prajurit cantik ini menjabat sebagai Pembina Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) Pusat Pendidikan (Pusdik) Kowad, Lembang, Bandung.
Dia pun menceritakan kisah rambut pirangnya itu di lingkungan tentara yang sempat mendapatkan teguran dari atasan.
"Sering kena teguran. Ya, hanya bisa bilang rambut asli, turunan orang tua. Akhirnya, tidak ditanyakan lagi," katanya dikutip Kamis (18/4/2024).
Serda Maria mengaku termotivasi menjadi seorang tentara dari keluarganya, terutama ayahnya yang merupakan anggota TNI Angkatan Laut (AL), sedangkan pamannya prajurit TNI AD.
"Motivasi karena basic saya punya keluarga adalah tentara. Ayah TNI AL, lalu om saya TNI AD. Jadi, motivasi dari orang tua dan basic dari keluarga," ucapnya.
Menurutnya, menjadi pelatih di Kowad merupakan pengalaman baru karena bisa bertemu dengan banyak orang dari seluruh penjuru negeri, termasuk Papua dan daerah asalnya.
"Intinya senang saja bisa melihat berbagai karakter dari seluruh indonesia, terkhusus bisa bertemu adik-adik dari Papua karena banyak yang dari Papua," katanya.
Dalam tugasnya menjadi pelatih, Serda Maria punya kemampuan mengenai persenjaataaan.
Proses kecintaannya pada persenjataan berawal dari kenangan bersama sang ayah Kolonel (Mar) Purn (Alm) Christian Samuel yang ketika itu berdinas di Kodam Trikora (sekarang Kodam XVII Cenderawasih).
Dia mengungkapkan ketika itu melihat sang ayah tampak gagah ketika membawa senjata.
"Jadi melihat orang tua dengan senjata sebagai seorang penembak. Sejak itu saya mulai sangat tertarik dengan senjata," kata Maria.
Di militer, Maria bertugas sebagai guru militer (gumil). Dia mengaku sudah mendalami meriam itu kurang lebih selama 4 tahun sejak dinas di Pusdikpal Kodiklatad Cimahi pada 2016.
Bahkan punya kemampuan mampu menjinakkan meriam asal Yugoslavia tersebut.
"Jarak tembaknya cukup jauh. Kalau meriam 76 gunung ini jarak tembaknya kurang lebih kalau menggunakan empat butir amunisi itu dengan elevasi 45 derajat bisa mencapai jarak 8.750 meter," kata perempuan kelahiran Jayapura, 9 Januari 1996 ini.
Dia menceritakan, sebelum masuk TNI AD sudah rajin bolak-balik untuk belajar di Departemen Senjata Pusdikpal Kodiklatad.
Editor : Jamaluddin