4 Hari Dipasang Perangkap, Buaya Terkam Warga Tidak Berhasil Ditangkap di Aceh Timur

ACEH TIMUR, iNewsPortalAceh.id - Pasca terjadinya tragedi warga Desa Leubok Pempeng, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur diterkam buaya, hingga hari ini masyarakat setempat masih takut untuk ke sungai, Senin 30 Juni 2025.
Sekertaris Desa Seuneubok Pempeng, Wahyu, mengatakan, warga setempat tidak berani lagi ke sungai untuk mencari kerang air tawar karena takut akan menjadi korban berikutnya.
"Mereka masih takut untuk mencari kerang air tawar karena buaya masih berkeliaran disungai," kata Wahyu.
Ia menjelaskan, beberapa hari lalu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh sudah memasang perangkap, namun dalam jangka waktu 4 hari buaya tersebut tidak juga berhasil ditangkap.
"Dari BKSDA Aceh sudah memasang perangkap apung dengan memberi umpan hidup, namun selama 4 hari pemasangan perangkap, buaya tidak juga berhasil ditangkap," ucapnya.
Sementara, Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Lhokseumawe, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Aceh, Teuku Irmansyah saat dihubungi melalui via telp menjelaskan, Reptil ganas itu sempat memasuki perangkap hingga kembali lepas.
"Buaya itu sempat masuk kedalam perangkap yang dipasang secara apung diatas air dilokasi tempat kejadian warga diterkam buaya, namun karena banyaknya warga yang datang menonton kemungkinan buaya itu panik dan kembali keluar dari perangkap," ujar Teuku Irmansyah.
Sebelumnya, seorang warga Desa Leubok Pempeng, Iskandar (32) meninggal dunia usai diterkam reptil ganas itu pada Sabtu 21 Juni 2025 lalu saat hendak mencari kerang air tawar untuk memenuhi kehidupan keluarganya.
Kejadian berawal saat Iskandar bersama adiknya Rahmad Azmi dan seorang warga lain hendak mencari kerang air tawar dengan menyelam kedasar sungai.
Rahmad Azmi bersama kawannya langsung kepermukaan air setelah merasa cukup mendapatkan kerang.
Namun, Iskandar yang sudah menyelam sekian lama tidak juga kembali kepermukaan, tiba-tiba Rahmad Azmi yang berjarak 1 meter dari lokasi abangnya menyelam melihat air yang sudah mulai keruh.
"Saya melihat air yang mulai keruh diarea abang saya menyelam dan tiba-tiba se-ekor buaya besar muncul dipermukaan air dan saya melihat abang saya berada dimulut buaya, saat itu saya langsung berteriak meminta pertolongan kepada masyarakat," ungkap Azmi.
Setibanyak pihak kepolisian, kata Azmi buaya itu masih dipermukaan air dan korban masih dalam cengkraman mulut satwa itu.
"Setelah pihak keamanan menembak disamping buaya baru abang saya dilepaskan dan selanjutnya buaya itu menyelam kedalam air meski beberapa kali sempat kembali muncul setelah abang saya berhasil dievakuasi," tutupnya
Editor : Jamaluddin