get app
inews
Aa Text
Read Next : Bupati Aceh Selatan Pimpin Rakor Bahas Program Strategis Daerah: Tegaskan Sinergi dan Transparansi

Polisi Jadi Penjaga Damai: Dua Warga Bertikai Dipertemukan, Akhirnya Berpelukan di Balai Gampong

Sabtu, 25 Oktober 2025 | 12:26 WIB
header img
Polisi Jadi Penjaga Damai: Dua Warga Bertikai Dipertemukan, Akhirnya Berpelukan di Balai Gampong.(Foto : Ist).

PIDIE JAYA, iNewsPortalAceh.id – Malam di Gampong Keurisi Meunasah Lueng, Kecamatan Jangka Buya, terasa berbeda pada Jumat (24/10/2025).

Di sebuah balai sederhana yang diterangi lampu neon, dua warga yang sempat berselisih akhirnya duduk satu meja—bukan untuk saling berdebat, melainkan untuk berdamai.

Momen itu menjadi bukti bahwa penyelesaian persoalan warga tak selalu harus berakhir di meja hukum.

Polsek Jangka Buya, Polres Pidie Jaya, berhasil mempertemukan kedua pihak yang bertikai dan menutup malam dengan pelukan damai, sesuai semangat kearifan lokal Aceh.

Perselisihan antara Amri bin Zakaria (53) dan Fazli bin Idris (33), warga dua gampong bertetangga, bermula dari kesalahpahaman kecil yang sempat memicu ketegangan antarwarga.

Namun berkat pendekatan humanis dan cepat dari Kapolsek Jangka Buya, Ipda Mustafa, situasi yang nyaris memanas itu berhasil diredam.

“Kami tidak ingin persoalan kecil berujung panjang. Dengan duduk bersama, bicara baik-baik, dan menghadirkan tokoh adat, semuanya bisa diselesaikan,” ujar Ipda Mustafa usai mediasi.

Proses mediasi itu melibatkan keuchik, tuha peut, Bhabinkamtibmas, dan tokoh masyarakat. Dengan berlandaskan Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2008, penyelesaian dilakukan secara adat, mengutamakan musyawarah dan perdamaian daripada hukuman.

Setelah melalui perbincangan panjang, keduanya akhirnya sepakat untuk saling memaafkan.

Di hadapan perangkat gampong dan aparat kepolisian, Amri dan Fazli saling berjabat tangan dan berpelukan—disambut tepuk tangan warga yang hadir.

“Penyelesaian seperti ini adalah bagian dari semangat Polri Presisi yang mengedepankan nilai kemanusiaan dan budaya lokal. Kami ingin masyarakat merasa Polri hadir sebagai sahabat dan penengah, bukan semata penegak hukum,” ungkap Kapolres Pidie Jaya, AKBP Ahmad Faisal Pasaribu, S.H., S.I.K., M.H.

Kapolres menegaskan, upaya damai berbasis adat akan terus didorong di seluruh jajaran. Pendekatan ini sejalan dengan falsafah Aceh, “Meutuah Sabe Tajaga, Aceh Mulia” — bahwa dengan kebijaksanaan, kemuliaan masyarakat dapat dijaga.

“Kita ingin menjaga Aceh tetap damai dan bermartabat. Polri hadir bukan hanya saat ada pelanggaran, tetapi juga ketika masyarakat butuh jalan menuju kesejukan,” tambah Kasi Humas Polres Pidie Jaya, AKP Mahruzar Hariadi.

Peristiwa di Jangka Buya itu menjadi contoh sederhana tapi bermakna: bahwa di tengah derasnya arus modernitas dan hukum formal, adat dan kearifan lokal masih menjadi jantung perdamaian di Aceh.

Editor : Jamaluddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut