Demo Tolak Kenaikan BBM di Aceh Barat Kembali Ricuh

Afsah
Demo Tolak Kenaikan BBM di Aceh Barat Kembali Ricuh. (Foto: iNews/ Afsah).

ACEH BARAT, iNewsPortalAceh.id - Unjuk rasa mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak (AKAR) yang berlangsung di Tugu Pelor Meulaboh, Aceh Barat berakhir ricuh, Senin (12/9/2022) siang.

Pantauan wartawan, tembakan gas air mata turut dilepaskan petugas kepolisian guna membubarkan massa pada saat terjadi kericuhan.

Selain itu, belasan mahasiswa juga turut diamankan. Salah seorang peserta aksi, Hamdan mengatakan, penyampaian orasi yang digelar mahasiswa merupakan imbas dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Mahasiswa masih menuntut pemerintah untuk segera mengambil sikap menurunkan harga jual yang dianggap merugikan masyarakat.

"Dalam unjuk rasa ini, Kami menuntut tiga tuntutan. Pertama menolak kenaikan harga BBM, kedua menunda rancangan undang-undang Ibu Kota Nusantara dan terakhir menaikan upah buruh minimum 15 persen," katanya.

Menurutnya, permulaan ricuh tak diketahui sebabnya, pihaknya menganggap chaosnya demo pada hari ini, tidak masuk dalam skenario manajemen aksi yang sudah direncanakan.

"Kami tidak tahu, kami sudah menyusun semua manajemen aksi, membentuk pagar betis dan mengamankan peserta aksi, namun bukan dari peserta aksi terjadi pecahan dan gas air mata ditembakan oleh pihak polisi," terangnya.

Disebutkannya, dampak dari kericuhan tersebut, salah seorang peserta dikabarkan dirawat di rumah sakit karena mengalami luka pukul diduga oleh aparat kepolisian.

"Satu orang dirawat di rumah sakit, karena terkena pukulan dari polisi, kami kecam dan kami hanya menyampaikan aspirasi bukan cari ribut," tegasnya.

Dari informasi, pihak kepolisian mengamankan 13 orang mahasiswa, namun tidak diketahui alasan aparat penegak hukum mengamankan pendemo tersebut.

Selain itu, atribut milik peserta aksi ikut disita oleh pihak kepolisian. Adapun belasan orang yang diamankan yakni Engga Ketua Organisasi Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (SMUR), Universitas Teuku Umar (UTU), Taringan Mahasiswa Pertanian UTU, Infar Mahasiswa Sosiologi FISIP UTU, Marpandi mahasiswa Fakultas Ekonomi, UTU.

Pandi mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP). Kemudian Joni, mahasiswa jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Defri dari jurusan Sosiologi, FISIP, lalu mahasiswa jurusan Komunikasi, FISIP, Laila.Lalu Samsidar mahasiswa dari jurusan Sosiologi, FISIP, UTU.

Kapolres Aceh Barat, AKBP Pandji Santoso menjelaskan ada provokasi dalam massa aksi yang memaksa untuk menerobos masuk dan menduduki gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) setempat, hal itu pula membuat polisi terpaksa mengambil tindakan.

"Kami terpaksa membubarkan aksi di depan kantor DPRK, pertama tidak menghargai kepentingan umum, tidak menghargai kesepakatan, ketiga menabrak becak ke anggota kami, melempar batu, melempar botol air mineral, sudah memprovokasi sama untuk masuk ke gedung dewan," tambahnya.

Apalagi, apa yang dilakukan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak (AKAR), bukan lagi berkaitan dengan penyampaian pendapat di muka umum sebagaimana ketentuan Undang-undang.

"Ini bukan lagi menyampaikan pendapat di muka umum, tapi memaksakan pendapat di muka umum," pungkasnya

Editor : Jamaluddin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network