PIDIE JAYA, iNewsPortalAceh.id- Menjelang akhir tahun 2022 di depan mata, namun target realisasi pendapatan asli daerah (PAD) dari alat berat milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie Jaya saat ini sangat jauh ketinggalan.
Pasalnya, dari target PAD alat berat yang di tentukan harus mencapai Rp2 miliar pertahun, kini hanya masuk cuma beberapa persen saja. Di akibatkan banyaknya alat berat yang sudah rusak dan tak bekerja selama ini.
"Kalau untuk harus mencapai target sampa dua miliar, itu tak mungkin karena banyak alat berat milik kita sudah tak layak di gunakan," jelas Bustamian, Kamis (08/12/2022).
Sementara itu, Bustamian Kabid Asset Pidie Jaya mengatakan menjelang akhir tahun 2022 ini PAD alat berat saat ini hanya Rp200 juta plus 50 juta dana sosial dari alat berat tersebut.
"Ya cuma segini baru ada pemasukkan nya PAD, tetapi sebagian alat berat saat ini masih bekerja di lapangan, tapi untuk kejar dua miliar mustahil itu," ucap Bustamian.
Menurut dia, saat ini sebagian alat berat banyak yang sudah mengalami kerusakan berat, adapun rinciannya yaitu 8 unit yang rusak.
Terdiri dari Bulzoser 4 unit rusak berat, alat berat beco dua unit mengalami rusak berat, greder satu unit, compek satu unit rusak berat, beco lodor juga mengalami rusak injektor.
Selain itu, kata Bustamian, sedangkan untuk biaya untuk perbaikan dan perawatan tak tersedia di kas mereka,seperti yang di butuhkan saat ini untuk membeli satu injektor 12 juta di kali 5 unit yang rusak, mereka tak memiliki biayanya.
Begitu juga dengan alat berat beco yang mengalami rusak pompa seharga Rp6,5 jutaan kalau di ganti yang baru.
Adapun alat-alat berat yang mengalami rusak seperti di kawasan Ulim ada beco kerusakan nya prom roda bulat, antislip, roler dan piring.
Sedangkan untuk alat berat bulzoser di kawasan Lhok sandeng, Meurah Dua, di kawasan Krueng Tijei, di cubo dan di gudang satu unit.
"lokasi alat berat yang rusak saat ini seperti Beco ada di Cubo satu, di Ulim satu, di Beuracan satu, di gudang satu beco besar, dan Greder di gudang, compek di cubo harus ganti mesin,yang lain sedang bekerja," terang Bustamian.
Bustamian menyebutkan bahwa untuk mencapai realisasi Rp2 Miliar PAD alat berat sangat susah, dimana yang pertama dari hasil harga sewa nya sesuai dengan Qanun nomor 6 tahun 2013. Untuk beco Rp1.250.000,-perhari atau delapan jam.
Kemudian di segi perawatannya, harga suku cadangan sabgat tinggi, Sedangkan untuk sewa bulzoser hanya Rp1.500.000 perhari.
"ini lah yang menyebabkan realalisasi pad kurang," imbuh Bustamian.
Sedangkan untuk penyewaan alat berat milik pribadi perhari bisa mencapai Rp1.800.000 sampai Rp2000.000 perhari.
Selain itu, selama ini kegiatan yang ada di wilayah Kabupaten Pidie Jaya tidak seberapa banyak, bahkan setiap tahun nya juga ada alat berat yang di masukkan ke Pidie Jaya oleh pihak lain untuk bekerja, maka itu tidak semua alat berat milik Pemkab ada yang sewa.
"Jadi ini lah faktor- faktor yang terjadi sehingga tak tercapai nya PAD setiap tahun di alat berat," terang Bustamian.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait