ACEH SINGKIL, iNewsPortalAceh.id - Pj Bupati Aceh Singkil, Marthunis, ST, D.E.A, menjadi khatib sholat Idul Adha 1444.H di Masjid Baituttaqwa Desa Muktilincir, Kecamatan Kota Baharu, Kabupaten Aceh Singkil, Kamis (29/6/2023).
Desa Mukti Lincir merupakan desa terpencil di Kabupaten Aceh Singkil yang pada Hari Raya Idul Adha tahun ini menjadi lokasi penyembelihan qurban dari Presiden Ir H Joko Widodo.
Pelaksanaan sholat Idul Adha berlangsumg khidmat. Turut dihadiri oleh Forkopicam Kota Baharu dan para Jamaah sholat Idul fitri.
Dalam ceramahnya Pj. Bupati Aceh Singkil mengatakan bahwa.
“Sunah takbir hari raya idul adha ini waktunya selama empat hari melebihi idul fitri, untuk itu marilah kita meng agungkan nama Allah selama empat hari ini hingga hari tasyrik pada 13 hijriah.”ucap Marthunis.
Selanjutnya Marthunis menyampaikan sebuah firman Allah yang dikutip dari Surat Al-Mumtahanah Ayat 4 Yang artinya
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia”.
Marthunis menjelaskan bahwa ada sebuah episode yang khusus dari peristiwa kurban, tentang bagaimana dialog antara nabi Ibrahim dan nabi Ismail Riwayat keduanya dapat ditemukan pada surah As-Shaffat ayat 102.
“Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"
Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" Ayat tersebut menggambarkan pendekatan dialogis, bukan intruktif dan represif dalam interaksi orang tua dan anak.
Selanjutnya, Marthunis menggarisbawahi kedewasaan, ketaqwaan dan keikhlasan Nabi Ismail AS yang saat itu baru berumur 12 tahun.
"Bagaimana kualitas anak seperti Ismail AS dapat dibentuk merupakan jawaban-jawaban yang harus kita temukan pelajaran dari sebuah Keluarga Ibrahim dan Siti Hajar dalam momentum Idul Adha“, harap Pj Bupati.
Di akhir khutbah, Marthunis mengajak para jama’ah sholat Idul Adha untuk dapat mempedomani keluarga Nabi Ibrahim dan juga para ibu-ibu dapat mencontoh bagaimana Siti Hajar memberikan lingkungan tumbuh kembang anak yang optimal sehingga generasi Aceh Singkil menjadi generasi Ismail AS.
Ajakan itu relevan dengan program Pemerintah Aceh Singkil yang berkomitmen untuk mewujudkan Aceh Singkil menjadi Kabupaten Layak Anak.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait