Ketua Kwartir Pramuka Peserta Jambore Indonesia di Korsel: Mental Mereka Kuat dan Tahan Banting

Eka Setiawan
Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jateng Siti Atiqoh Supriyanti diwawancara di Puri Gedeh, Kota Semarang, Selasa (8/8/2023) petang. (Eka Setiawan)

JAKARTA, iNewsPortalAceh.idKetua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jateng Siti Atikoh Supriyanti menyebut para peserta Jambore Pramuka Dunia ke-25, khususnya dari Indonesia, tetap bersemangat beradaptasi dengan tantangan cuaca.

Jambore itu digelar di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan dilanda cuaca panas ekstrem.

“Mental mereka kuat, tahan banting, ini pelajaran yang berharga,” kata Siti Atikoh yang juga istri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat diwawancara di Puri Gedeh, Kota Semarang, Selasa (8/8/2023) petang.

Siti Atiqoh Ganjar baru saja pulang dari Korsel, 4 hari di lokasi Jambore Pramuka Dunia itu.

Dia merasakan langsung apa yang terjadi di sana. Suhu di sana sangat panas, mencapai 38 derajat celsius dengan kelembapan tinggi.

“Lokasi jambore itu di pantai reklamasi, tidak ada tanaman sama sekali di sana. Lokasinya tanah lapang,” ungkapnya menceritakan pengalaman.

Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan (Korsel) itu diikuti lebih dari 40.000 Pramuka dari 156 negara.

Jumlah Pramuka WNI peserta jambore itu sendiri mencapai 1.569. Siti Atikoh mengaku sempat menemui mereka, berkomunikasi khususnya berdialog tentang cuaca ekstrem yang melanda.

“Mereka bilang tetap semangat. Mereka pejuang yang luar biasa,” ujarnya.

Dia membandingkan tantangan Jambore Pramuka Dunia kali ini berbeda dengan 4 tahun yang lalu, ketika digelar di Virginia, Amerika Serikat.

Ketika di Virginia, lokasinya banyak pepohonan. Jadi meskipun ketika itu musim panas, namun masih sejuk, peserta terhidrasi dengan baik.

Pada Jambore Pramuka Dunia di Korsel kali ini, sebut Atikoh, memang di sekitarnya ada beberapa kanopi dan bus-bus yang memang secara khusus disediakan untuk para peserta mendinginkan badan.

Satu tenda, untuk tidur 2 orang. Dia mengatakan memang ada 3 kontingen dari Indonesia yang sempat menderita heat stroke, kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas.

“Tapi langsung bisa diatasi, mereka bisa beradaptasi dengan baik,” ungkapnya.

Dia juga bercerita, beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris dan Singapura lebih awal menarik kontingennya akibat kondisi ini.

Proses evakuasi akhirnya dilakukan dengan mengerahkan bus-bus. Kontingen Indonesia untuk sementara tinggal di Dormitori (Wonkwang University Dormitory), yang jaraknya sekira 50 km dari lokasi jambore.

“Memang untuk toilet (di lokasi jambore), sanitasi awalnya cukup bersih, tapi karena jumlahnya tidak sesuai kapasitas (dibandingkan banyaknya peserta) jadi ada kendala,” ujarnya.

Editor : Jamaluddin

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network