Cut Nyak Dien, Pahlawan dari Aceh yang Lepas Masa Gadis di Usia 12 Tahun

Tim iNews
Biografi Cut Nyak Dien. (Foto: istimewa/okezone)

JAKARTA, iNewsPortalAceh.id – Biografi Cut Nyak Dien singkat ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa.

Cut Nyak Dien adalah pahlawan nasional perempuan Indonesia yang diakui keberanian dan kehebatannya.

Perjuangannya melawan kolonialisme Belanda di tanah Aceh membuatnya dijuluki Srikandi Indonesia.

Bahkan sampai akhir hayatnya, perjuangannya membela dan mempertahankan Tanah Air tidak pernah sekalipun luntur.

Biografi Cut Nyak Dien Dikutip Kemdikbud.go.id, Jumat (1/9/2023) Cut Nyak Dien merupakan wanita kelahiran Lampadang, Kerajaan Aceh pada tahun 1848.

Ia lahir dari keluarga bangsawan yang memang sangat taat dalam beragama. Dari garis ayahnya, pahlawan wanita ini merupakan keturunan langsung Sultan Aceh.

Keluarga dari Cut Nyak Dien bertempat tinggal di Aceh Besar, wilayah VI Mukim.

Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Ibrahim di usia masih sangat muda yakni 12 tahun.

Kala itu pernikahan keduanya dirayakan dengan suka cita dan kemeriahan.

Namun, kebahagiaan rumah tangganya runtuh saat sang suami yakni Teuku Cik Ibrahim Lamnga gugur di medan perang ketika melawan pasukan Belanda.

Ia pun bertekad melanjutkan perjuangan mendiang suami. Cut Nyak Dien kembali menikah dengan Teuku Umar pada 1880 silam dan berjuang bersama-sama melawan Belanda.

Hingga Teuku Umar pun akhirnya gugur dalam pertempuran di Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899.

Di Sumedang Cut Nyak Dien menghabiskan sisa hidupnya hingga meninggal dan dimakamkan oleh warga setempat.

Cut Nyak Dien meninggal pada 6 November 1908 karena usianya yang sudah tua dan kondisinya yang sakit-sakitan.

Setelahnya, Cut Nyak Dien dimakamkan di daerah pengasingannya di Sumedang dan makamnya baru ditemukan pada 1959.

Kisah Perjuangan Cut Nyak Dien Perjuangan Cut Nyak Dien dimulai ketika wilayahnya diduduki oleh pasukan Belanda.

Pada masa itu Perang Aceh terjadi di tahun 1873 silam. Cut Nyak Dien gencar melakukan serangan dengan sistem gerilya, sehingga bisa membuat panik pasukan Belanda yang berada di Aceh.

Lalu, sebuah siasat sempat dijalankan Cut Nyak Dien dan Teuku Umar untuk mengetahui kelemahan Belanda. Teuku Umar menyerahkan diri ke Belanda untuk mengetahui kelemahan mereka dari dalam.

Editor : Jamaluddin

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network