TEL AVIV, iNewsPortalAceh.id - Perpecahan terjadi di internal pemerintah Israel terkait serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu terkesan menyalahkan aksi boikot tentara cadangan Israel di balik serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu.
Seperti diketahui, tentara cadangan Israel memboikot tak akan bertugas sebagai protes dari rencana Netanyahu mereformasi peradilan.
Kebijakan kontroversial itu memicu demonstrasi besar-besaran di Israel sejak awal tahun ini, mendesak Netanyahu mundur.
Usai menyampaikan komentar terbarunya itu soal tentara cadangan, Netanyahu kemudian membantah telah mengaitkan serangan Hamas dengan aksi boikot tentara cadangan.
Bantahan itu disampaikan setelah seorang menteri senior Israel mengecam pernyataan Netanyahu.
Perdebatan ini dimulai setelah stasiun televisi Israel Channel 12 mengangkat pernyataan Netanyahu, ada kebutuhan untuk mengkaji apakah unjuk rasa berbulan-bulan terhadap pemerintahnya, termasuk dilakukan tentara cadangan, memicu Hamas untuk menyerang Israel.
Tentara cadangan melakukan boikot, tidak akan melapor untuk tugas rutin sampai Netanyahu menarik keputusannya untuk mereformasi peradilan.
Tokoh oposisi Israel Benny Gantz, dalam posting-an di akun X, mendesak Netanyahu untuk mencabut komentar tersebut.
“Menghindari tanggung jawab dan melempar lumpur pada saat perang merupakan pukulan bagi negara,” kata Gantz, seraya menegaskan semua tentara cadangan sudah melapor untuk bertugas, seperti dikutip dari Reuters, Senin (6/11/2023).
Setelah itu kantor perdana menteri mengeluarkan pernyataan yang membantah komentar Gantz. Disebutkan Netanyahu tak mengeluarkan pernyataan itu.
"Bertentangan dengan apa yang dipublikasikan, perdana menteri sama sekali tidak mengatakan bahwa penolakan (tentara cadangan) yang menyebabkan Hamas menyerang Israel," bunyi pernyataan.
Netanyahu memicu kemarahan publik karena enggan bertanggung jawab atas kegagalan intelijen dalam mendeteksi serangan Hamas.
Padahal para pejabat tinggi, seperti pimpinan militer, dinas intelijen dalam negeri Shin Bet, hingga menteri keuangan, mengakui kesalahan mereka.
Netanyahu bahkan menyalahkan kepala intelijen dengan mengatakan mereka tidak pernah memperingatkannya Hamas sedang merencanakan serangan skala besar.
Namun setelah itu dia meminta maaf setelah Gantz dan pejabat lainnya mendesak dia menarik pernyataannya.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait