Haru ! Para Petugas Medis RS Al Shifa Gaza Dampingi Pasien sampai Momen Terakhir

Anton Suhartono
Keterangan Foto: Petugas medis RS Al Shifa Gaza akan mendampingi pasien sampai momen terakhir (Foto: Reurers)

GAZA, iNewsPortalAceh.id - Rumah Sakit Al Shifa Gaza terus dibombardir Israel. Serangan pada Sabtu (11/11/2023) dini hari merupakan yang ketiga kali dilakukan tentara Zionis.

Meski kondisi mencekam, para petugas medis berkomitmen tak akan meninggalkan pasien, apalagi rumah sakit.

Direktur RS Al Shifa Muhammad Abu Salmiya mengatakan, pengeboman di sekitar fasilitas kesehatan tersebut beberapa hari belakangan belum pernah terjadi sebelumnya.

“Ada perang terhadap rumah saki, ini belum pernah terjadi dalam perang mana pun. Tempat-tempat ini seharusnya aman. (Al Shifa) menampung pasien, perempuan, dan anak-anak,” kata Abu Salmiya, dikutip dari Al Jazeera.

Tim medis, lanjut dia, telah berpindah departemen beberapa kali sejak kemarin untuk menghindari serangan, namun serangan terus terjadi. Pengeboman dalam skala besar sudah berlangsung dua kali.

“Israel menghancurkan semua rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Mereka berusaha menghentikan layanan,” katanya, seraya menegaskan Israel ingin menghapus semua bentuk kehidupan di Gaza.

Meski kondisi di RS mencekam, Abu Salmiya menegaskan semua staf medis rumah sakit memutuskan akan terus menemani pasien sampai saat-saat terakhir.

“Kami tidak akan pergi, karena kami sadar jika kami keluar dari rumah sakit, puluhan pasien akan meninggal,” ujarnya.

Di kesempatan berbeda, kepala unit luka bakar RS Al Shifa Ahmed Al Makhalati mengatakan, serangan roket dan rudal pasukan Zionis terus membombardir sekitar bangunan rumah sakit.

“Rasanya kita seperti berada di medan perang,” katanya.

Dia menambahkan pengeboman tidak berhenti selama beberapa hari terakhir, bahkan semakin meningkat dalam beberapa jam.

Selain itu pasokan medis dan layanan perawatan berada dalam kondisi bencana.

“Banyak pasien (korban) perang kehilangan nyawa karena tidak mendapat perawatan yang diperlukan,” kata Al Makhalati.

Menurut dia, ada 1.000 pasien lebih yang harus mengganti perban setiap hari, namun itu tidak mungkin dilakukan.

Editor : Jamaluddin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network