GAZA, iNewsPortalAceh.id - Pembebasan sandera di hari kedua gencatan senjata kemanusiaan antara Hamas dan Israel, Sabtu (25/11/2023), sempat tertunda.
Sayap militer Hamas Brigade Izzuddin Al Qassam menyebut Israel tak menghormati kesepakatan gencatan senjata, di antaranya truk bantuan kemanusiaan tak bisa masuk ke Gaza Utara.
Juru Bicara Hamas Osama Hamdan mengatakan, hanya 65 dari 340 truk bantuan yang memasuki Gaza sejak Jumat mencapai wilayah utara.
Jumlah tersebut kurang dari setengah dari hasil kesepakatan dengan Israel. Selain itu Israel gagal menghormati persyaratan pembebasan tahanan Palestina.
Avi Dichter, menteri pertanian yang juga anggota kabinet keamanan Israel, berdalih pihaknya sudah mematuhi kesepakatan dengan Hamas.
Israel mengatakan 50 truk berisi makanan, air, peralatan berlindung, dan pasokan medis telah dikerahkan ke Gaza utara di bawah pengawasan PBB.
Perselisihan ini sempat memicu kekhawatiran gencatan senjata kemanusiaan, di dalamnya termasuk pembebasan sandera dan tahanan, akan terhambat.
Meski demikian Hamas akhirnya membebaskan 17 sandera yang terdiri atas 13 warga Israel dan 4 warga asing. Israel kemudian juga melepas 39 tahanan Palestina.
Penundaan ini juga memaksa Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden turun tangan.
Adrienne Watson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, mengatakan Biden berbicara dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani melalui sambungan telepon membahas isu ini.
Sekitar 3,5 jam setelah pembicaraan itu, Gedung Putih mendapat informasi dari Qatar, perjanjian gencatan senjata kembali berlaku dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) bergerak untuk mengambil para sandera di Gaza.
Sementara itu Hamas menyampaikan apresiasi kepada Qatar dan Mesir dalam memastikan kelanjutan perjanjian gencatan senjata.
Disebutkan, Mesir dan Qatar telah mengonfirmasi komitmen Israel terhadap semua syarat dan ketentuan perjanjian.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait