Kisah Inspiratif Perempuan Cantik Melly Puspita, Anak Penjual Bubur Lulus Predikat Cumlaude dari ITB
JAKARTA, iNewsPortalAceh.id - Anak penjual bubur ayam lulus ITB dengan predikat cumlaude. Kisah inspiratif ini datang dari Melly Puspita, mahasiswi Program Studi Teknik Metalurgi ITB.
Melly mulai berkuliah di ITB tahun 2020 dengan KIP Kuliah. Dia menyelesaikan studi hanya dalam waktu 3,5 tahun.
Pada tanggal 7 Februari 2024, anak bungsu dari dua bersaudara ini menjalani sidang skripsi yang berjudul 'Optimization of Methylammonium Lead Iodide (MAPbI3) Based Perovskite Solar Cell by Using Tin Oxide As Electron Transport Layer' atau Optimisasi sel surya perovskit jenis MAPbI3 dengan menggunakan Timah Oksida Sebagai Electron Transport Layer.
Hasilnya, skripsi Melly memperoleh nilai A. Dia lulus hanya dalam waktu 3,5 tahun dengan IPK 3,6. Melly pun berhak lulus dengan menyandang predikat cumlaude.
Dosen pembimbingnya Imam Santoso melalui reels IG-nya, membagikan moment di ruang sidang skripsi, Melly terlihat terisak menahan tangis saat diumumkan lulus dengan nilai A serta memperoleh predikat cumlaude.
“Melly sesenggukan tidak bisa berbicara menunggu salah satu momen terpenting dalam hidupnya,” tulis Imam Santoso dalam keterangan videonya dikutip dari situs Kemdikbud, Rabu (20/3/2024).
Melalui chat WA, Melly mengaku merasa terharu karena pada akhirnya dapat memenuhi janji pada kedua orang tuanya untuk membawa gelar sarjana dari ITB.Terutama janji kepada ibunya yang telah tiada.
“Saya sangat senang karena pada akhirnya menamatkan perjuangan kuliah dan tugas akhir saya dengan hasil yang cukup memuaskan,“ ujar Melly yang rencananya akan wisuda pada April 2024.
Melly juga bersyukur bisa menjalani perkuliahan dan lulus lebih cepat karena memperoleh bantuan pendidikan dari pemerintah berupa KIP Kuliah.
“KIP Kuliah sangat berkontribusi dalam perkuliahan saya,“ kata Melly.
Cerita Melly, mengetahui adanya KIP Kuliah bukan dari guru atau sekolah, tetapi kebetulan melalui Instagram story.
Melly lalu mencoba mendaftar sehingga akhirnya dinyatakan layak memperoleh KIP Kuliah.
“Seandainya tidak ada bantuan KIP Kuliah, saya tidak tahu, mungkin akan sulit sekali untuk bisa berkuliah karena ekonomi keluarga sangat tidak mendukung,“ ucapnya.
Hanya Melly yang Kuliah.
Bisa dikatakan, Melly satu-satunya di keluarganya yang kuliah. Ayahnya Melly, Tan Si Eng, tidak tamat sekolah dasar dan pernah berprofesi sebagai penjual bubur ayam di lingkungan rumahnya sekitar Jalan Pagarsih, Kota Bandung.
Namun, kondisi lock down akibat bencana Covid-19 tahun 2019-2021 membuat jualan bubur ayamnya terhenti. Covid-19 usai, ayahnya Melly tak melanjutkan jualan bubur ayamnya, namun kerja serabutan sebagai tukang cat rumah.
Sementara ibunya Melly, Oey Erni yang hanya lulusan sekolah dasar sudah meninggal. Melly merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya hanya tamatan SMA dan tidak tertarik untuk kuliah.
Untuk kehidupan sehari-hari, Melly dan kakaknya membuat usaha catering kecil-kecilan. Bahkan dia menjadi guru les murid SD-SMA untuk mencukup kebutuhan.
Lingkungan tempat tinggal Melly walaupun berada di tengah Kota Bandung, merupakan masyarakat yang kurang menyadari pentingnya pendidikan.
Mayoritas penduduk Jalan Pagarsih pedagang informal dan pelaku usaha kecil. Sangat jarang ditemukan anak muda yang melanjutkan pendidikan hingga kuliah.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait