Gedung Perpustakaan Pijay Diresmikan,Dr. Taufiq : Perpusnas Harapkan Terbentuknya Masyarakat Literat
PIDIE JAYA, iNewsPortalAceh.id – Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya bersama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia meresmikan Gedung Layanan Perpustakaan Daerah sebagai wujud nyata komitmen membangun masyarakat literat dan menjadikan literasi sebagai pondasi peradaban.15 April 2025.
Peresmian dilakukan oleh Bupati Pidie Jaya, H. Sibral Malasyi, M.A., dan Kepala Perpusnas RI, Prof. H. Endang Aminuddin Azis, Ph.D., yang diwakili oleh Dr. Taufiq A. Gani, S.Kom, M.Eng.Sc., Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi.
Dalam sambutannya, Dr. Taufiq menegaskan bahwa perpustakaan hari ini tidak lagi sekadar gudang buku atau ruang administrasi, melainkan pusat aktivitas sosial dan intelektual masyarakat.
“Gedung ini harus menjadi tempat warga belajar, berinovasi, dan tumbuh bersama pengetahuan. Harapan kita adalah terwujudnya masyarakat literat—masyarakat yang kritis, kreatif, dan sadar informasi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa membangun masyarakat literat bukan tujuan akhir semata, tetapi merupakan jalan panjang menuju cita-cita yang lebih besar: mewujudkan martabat bangsa melalui literasi yang merata dan bermakna.
“Inilah esensi dari visi Perpusnas: Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa.”ungkapnya.
Gedung perpustakaan ini dibangun melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik senilai Rp11 miliar yang mencakup pembangunan gedung, pengadaan perabot, perlengkapan TIK, dan koleksi pustaka.
Selain itu, DAK Nonfisik tahun 2025 sebesar Rp500 juta juga disalurkan untuk penguatan budaya baca, pembinaan naskah kuno, dan operasional perpustakaan.
Meski demikian, indikator literasi Pidie Jaya masih menunjukkan tantangan.
Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) mengalami penurunan dari 64,08 pada 2023 menjadi 58,50 pada 2024, sementara Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) berada di angka 72,07—masih dalam kategori “sedang”.
Dari lima perpustakaan sekolah yang telah terakreditasi, hanya satu yang meraih akreditasi B.
“Ini bukan soal kurang bantuan, tapi soal sejauh mana literasi masuk dalam budaya keseharian. Maka tugas kita sekarang adalah memastikan setiap fasilitas, buku, dan teknologi yang ada benar-benar menyentuh hidup warga,” kata Taufiq.
Sebagai solusi, Perpusnas mendorong peningkatan kompetensi pustakawan, perluasan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), serta pemanfaatan aplikasi digital seperti iPusnas dan Indonesia OneSearch.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa perpustakaan menjadi lebih adaptif, relevan, dan transformatif di era digital.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait