Tak hanya itu, Wali Kota juga menyampaikan harapannya agar semakin banyak pihak yang berkontribusi dalam program zakat melalui Baitul Mal.
“Ke depan, kita ingin semakin banyak perusahaan yang menyalurkan zakatnya ke Baitul Mal. Zakat jangan hanya dianggap kewajiban individu, tapi juga menjadi tanggung jawab sosial korporasi,” ungkapnya.
Dari sisi teknis, CEO Islamic Relief Indonesia, Nanang Subana Dirja, menyampaikan bahwa pembangunan akan berlangsung selama enam bulan. Masing-masing penerima manfaat juga akan mendapat dana tunai sebesar Rp16 juta langsung ke rekening pribadi sebagai biaya ongkos tukang dan pekerja.
Adapun pembiayaan program ini bersumber dari:
Baitul Mal Kota Lhokseumawe: Rp25 juta per unit (total Rp1,25 miliar)
Yayasan Islamic Relief Indonesia: Rp65 juta per unit (total Rp3,25 miliar)
Dengan demikian, anggaran total per unit rumah adalah Rp90 juta, dan keseluruhan anggaran untuk 50 unit mencapai Rp4,5 miliar.
Ketua Dewan Pengawas Syariah Islamic Relief, Prof. Muhammad Said, menambahkan bahwa program ini diharapkan menjadi percontohan nasional dalam mengintegrasikan pendekatan zakat, penguatan sosial, dan pemberdayaan ekonomi untuk menekan angka kemiskinan ekstrem secara signifikan.***
Editor : Armia Jamil
Artikel Terkait