ACEH SELATAN, iNewsPortalAceh.id - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Aceh Selatan mengakui bahwa tingkat minat baca masyarakat di daerah tersebut belum menunjukkan peningkatan berarti.
Kondisi ini disebut dipengaruhi oleh keterbatasan sarana dan prasarana yang belum memadai, terutama dalam menciptakan kenyamanan bagi pengunjung.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Selatan, Erdiansyah, S.Pd, mengatakan bahwa di era digital seperti saat ini, perpustakaan daerah seharusnya mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Namun, fasilitas yang ada masih terbatas. “Kalau minat baca kita belum ada peningkatannya, masih biasa-biasa saja. Salah satu penyebabnya karena sarana prasarana belum memadai. Sekarang sudah era digital, tapi fasilitas kita belum mendukung ke arah sana,” ujar Erdiansyah saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (12/11/2025).
Erdiansyah menuturkan, pendingin ruangan (AC) di ruang baca utama sudah lama rusak dan belum dapat difungsikan, sementara daya listrik gedung juga terbatas.
“Ketika aula digunakan, listrik sering padam karena daya kurang,” tambahnya.
Selain itu, dua unit mobil perpustakaan keliling yang sebelumnya aktif menjangkau masyarakat di berbagai kecamatan kini terhenti operasionalnya sejak dua bulan terakhir akibat kebijakan efisiensi anggaran.
Berdasarkan data Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, jumlah koleksi buku yang dimiliki saat ini mencapai 27.111 eksemplar.
Pengadaan buku terakhir dilakukan pada tahun anggaran 2017, dan pengadaan Kembali pada tahun tahun 2024 dan 2025 melalui Dana Alokasi Umum (DAU).
Sementara itu, rata-rata jumlah pengunjung perpustakaan berkisar antara 100 hingga 200 orang per bulan, dengan dominasi mahasiswa dan pelajar dari tingkat SD hingga SMA.
“Bantuan buku sebagian berasal dari Perpustakaan Nasional dan Pemerintah Provinsi, sedangkan dari APBK jumlahnya sangat terbatas,” jelas Erdiansyah.
Salah satu pengunjung, yati warga Tapaktuan. Ia mengaku koleksi buku perpustakaan sangat minim dan merasa fasilitas yang tersedia belum mendukung kenyamanan untuk membaca.
“Ruang baca terasa panas karena AC-nya tidak berfungsi. Buku-bukunya juga banyak yang sudah lama dan kurang update. Jadi agak sulit mencari bahan bacaan yang sesuai kebutuhan sekarang,” ujar yati kepada wartawan.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait
