TAKENGON, iNews.id- Tekan target penurunan kasus stunting di Aceh Tengah dari 34 persen di tahun 2019, agar menjadi 14 persen di tahun 2024, Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah (Selasa 23/8) gelar pertemuan dengan seluruh Puskesmas se Kabupaten Aceh Tengah untuk membuat komitmen bersama gerakan Imunisasi dan Stunting, yang dilaksanakan di Aula Kantor Dinas Kesehatan setempat, pada Kamis (25/08/2022).
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesahatan Kabupaten Aceh Tengah, dr.Yunasri, mengatakan kedapan nya akan berupaya untuk menekan anggka stunting di Aceh Tengah dengan metode 10 indikator yang di programkan oleh Kementrian Kesehatan.
"Hari ini kita lakuka komitmen bersama untuk menjalankan metode 10 indikator yang telah di programkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, dalam program 10 indikator tersebut sasaran kita adalah remaja putri, ibu hamil dan balita," ungkap nya.
Lebih lanjut Plt. Dinas Kesehatan menerangkan rangkaiyan kegiatan yang di lakukan kepada ketiga sasaran pencegahan stunting di Aceh Tengah.
"Kepada ketiga sasaran tersebut nantinya kita akan melakukan serangkaiyan kegiatan yang berbeda ,sesuai dengan instruksi 10 indikator terasebut, untuk remaja putri, kita akan memberikan Tamblet Tambah Darang (TTD), pemberian TTD ini akan di lakukan setiap minggu di Sekolah serta melakukan screaning anemia, untuk memeriksa kesehatan, termasuk kadar hemoglobin siswi kelas 7 sampai kelas 10."cetus dia.
Lanjut nya, untuk Ibu Hamil kita akan lakukan periksaan kehamilan dengan cara pelaksanaan Antenatal Care (ANC) 6 kali dan 2 kali dengan dokter termasuk dengan USG, kita juga akan memberikan TTD (Tamblet Tambah Darah) untuk ibu hamil minimal 90 butir, selama masa kehamilan, tak hanya itu bagi ibu hamil kita juga akan memberikan makanan tambahan berupa protein hewani." Ujar nya
Untuk sasaran balita setelah lahir dr.Yunasri mengatakan ada 6 (enam) rangkayan penanganan yang akan dilakukan.
"Untuk balita setelah lahir ada enam upaya yang akan dilakukan untuk kesehatan balita tersebut yakni pemantauwan tumbuh kembang meliputi penimbangan, pengukuran panjang badan, dan memantau perkembangan balita di posyandu setiap bulan, dan pemberian ASI ekslusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, di lanjutkan dengan pemberian makanan tambahan protein hewani bagi anak berusia 12 sampai 23 bulan, berupa telur dan sumber protein hewani lain nya,"
Selanjut nya poin ini yang sangat penting yaitu tatalaksana balita dengan masalah gizi, ini di lakukan dengan merujuk balita dengan masalah gizi ke puskesmas dan rumah sakit, pemberian makanan tambahan bagi balita giji kurang pada usia kurang dari 6 bulan, dan pemberian formula 75 dan formula 100 bagi balita giji buruk.
Serta yang terakhir, peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi, dengan cara melakukan pelayanan rutin, kempanye bulan imunisasi dasar dan 3 imunisasi tambahan. Ungkap dr. Yunasri.
Editor : Jamaluddin