ACEH TENGAH, iNews.id - Ratusan masyarakat dari 3 desa, Wih Sagi Indah, Wih Bakong, dan Sanehen, Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah, mendatangi kantor PT.PLN Persero PLTA Peusangan I & II yang berkantor di Desa Wih Pesam (8/9/2022).
Kedatang ratusan masyarakat untuk mempertanyakan terkait penyelesaian sengkata lahan masyarakat yang akan digunakan untuk pembangunan maupun terdampak proyek PLTA Peusangan I dan II, yang menurut masyarakat sampai hari ini belum ada kejelasan nya.
Harjuliska mewakili masyarakat yang mendatangi kantor PLTA Peusangan I dan II mengatakan, baru baru ini masyarakat mengetahui ada nya surat yang diterima oleh kepala desa yang menyatakan akan dilaksanakan pembangunan dilokasi lahan yang masih bersengekta tersebut.
Menurut nya ini tentu menyakiti perasaan masyarakat karena sampai saat ini masyarakat belum mendapat kepastian terkait hasil verifikasi, validasi dari tim verifikasi, namun sudah mau bekerja di lahan tersebut.
"Kita sudah tau berapa estimasi jumlah meter tanah per masing masing masyarakat sebanyak 132 Persil pemilik, ada estimasi jumlah meter yang didapatkan , hasil ini kan menjadi pegangan bagi masyarakat walaupun masih estimasi, namun apakah pihak PT. PLN Persero sudah menyetujui nya atau belum. Kepastian itu yang ingin kami ketahui terlebih dahulu,"ujar Harjuliska.
Dia menambahkan jikapun ini tidak dapat diterima dengan alasan alasan tertentu, maka seharusnya pihak PT. PLN Persero menyampaikan atau mensosialisasikan kepada masyarakat untuk dibuktikan melalui proses verifikasi dan validasi.
"Untuk itu kami datang kemari, kami ingin mendapat jawaban kepastian lahan tersebut sebelum proyek berjalan," ucap Harjuliska.
Namu beberapa jam masyarakat menunggu di kantot PT.PLN Persero PLTA Peusangan I dan II belum memberi jawaban atas tuntutan masyarakat dari tiga desa dengan alasan pimpinan sedang ada pertemuan dengan Bupati Aceh Tengah.
"Kita akan tunggu sampai pukul 16:00 WIB, jika belum ada jawaban kami akan datang lagi dengan masa yang lebih banyak untuk berorasi di kantor PLN ini," tutup nya.
Editor : Jamaluddin