get app
inews
Aa Text
Read Next : Pemkab Pidie Jaya Gelar Peletakan Batu Pertama Pada Pembangunan Gedung Utama MTQ ke-37 Provinsi Aceh

PLTD Apung, Kapal yang Terseret Tsunami Aceh dan Kini Jadi Kenang-kenangan

Kamis, 29 Desember 2022 | 18:17 WIB
header img
Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung 1 yang dihempaskan gelombang tsunami Aceh ke daratan (Antara)

BANDA ACEH, iNewsPortalAceh.id - Tsunami Aceh yang menerjang Provinsi Aceh 18 tahun silam masih menyimpan cerita. Salah satunya Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung.

Bagaimana tidak, Kapal PLTD apung itu bahkan menjadi saksi bisu sejarah kedahsyatan gelombang tsunami yang terjadi di hari Minggu, 26 Desember 2004 silam.

Sebelum tsunami besar itu menerjang, daratan dengan julukan Bumi Serambi Mekkah itu digoyang gempa bumi berkekuatan 9,3 Skala Rithcer (SR).

Gempa itu berpusat di 160 km sebelah barat Aceh dengan posisi 2,9 derajat Lintang Utara dan 96,6 derajat Bujur Timur dan kedalaman 10 kilometer.

Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (29/12/2022), gempa itu berlangsung sekitar 10 menit itu ternyata memicu gelombang tsunami dengan ketinggian lebih dari 30 meter.

Gelombang tsunami menyapu sebagian provinsi paling barat di Indonesia itu. Tsunami datang dengan kecepatan 100 meter per detik atau 360 kilometer per jam.

Tsunami itu ikut menyeret sebuah kapal besar hingga sampai ke tengah kota. Padahal, Kapal PLTD Apung itu memiliki berat 2.600 ton dengan panjang 63 meter dan luas 1.900 meter persegi.

Kapal ini memiliki mesin pembangkit listrik yang kekuatan dayanya mencapai 10,5 megawatt. Kapal itu terseret hingga 5 kilometer dari pelabuhan Ulee Lheue hingga berpindah ke pusat perumahan warga di Punge Blang Cut, Banda Aceh.

Kapal PLTD Apung 1 ini dibuat di Batam pada tahun 1996. Sebelum berada di Aceh, kapal itu telah berlabuh di berbagai wilayah Indonesia.

Setahun setelah dibuat, tepatnya pada tahun 1997. Kapal ini berlabuh di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) untuk mengatasi masalah kelistrikan di sana.

Dua tahun kemudian, atau pada tahun 1999, Kapal PLTD Apung 1 digeser ke Bali. Saat itu, pulau dewata sedang mengalami krisis listrik.

Satu tahun kemudian tepatnya di tahun 2000, kapal digeser ke Madura. Selanjutnya pada tahun 2002, kapal akhirnya ditarik lagi ke Pontianak.

Dua tahun berselang tepatnya Juli 2003, kapal itu digeser ke Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh untuk mengatasi krisis listrik.

Pada 26 Desember 2004, kapal itu ikut terseret gelombang tsunami ke daratan. Di masa pemulihan pascatsynami, kapal tersebut ternyata tidak dapat difungsikan.

Pemprov Aceh kemudian mengubah fungsi kapal menjadi museum. Bagian dalam kapal PLTD Apung menjadi museum edukasi tentang mitigasi bencana.

Di dalamnya diisi berbagai informasi dalam berbentuk video ilustrasi tentang proses terdamparnya kapal PLTD Apung saat diseret gelombang tsunami.

Museum PLTD Apung ini kini menjadi lokasi wisata tsunami. Diharapkan, masyarakat dapat menyaksikan efek dahsyat yang ditimbulkan bencana tsunami di tahun 2004.

Editor : Jamaluddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut