get app
inews
Aa Text
Read Next : Kupiah Meukutop, Peci Khas Aceh yang Laris Manis Dibeli saat Ramadhan hingga Lebaran

Kenali 10 Upacara Adat dan Budaya di Tanah Rencong Aceh, dari Meuleumak hingga Peusijuek

Senin, 20 Februari 2023 | 08:18 WIB
header img
Pernikahan Roger Danuarta dan Cut Meyriska menggunakan adat Aceh. (Foto: Diera Bachir Photography)

JAKARTA, iNewsPortalAceh.id - Kehidupan masyarakat Aceh sangat kental dengan tradisi dan budaya. Sedikitnya ada 10 upacara adat di Aceh yang masih diwariskan secara turun-temurun.

Aceh memiliki keragaman tradisi dan budaya yang unik.

Masyarakat Aceh yang mayoritas Muslim sangat bangga dengan tradisi budayanya sehingga tak heran jika kehidupan sosial mereka tak lepas dari adat istiadat.

Masyarakat Aceh punya banyak tradisi atau upacara adat, sebagai bentuk rasa syukur. Mulai dari prosesi adat kelahiran, pernikahan, hingga kematian.

Mengutip dari Gasbanter Journal, berikut 10 upacara adat di Aceh yang masih terjaga kelestariannya.

Meuleumak.

Meuleumak merupakan pesta makan-makan yang diawali dengan gotong-royong dan masak besar secara bersama-sama.

Biasanya dilakukan masyarakat laki-laki atau pemuda gampong (desa) saat momen-momen tertentu seperti lebaran.

Untuk memeriahkan meuleumak, biasanya panitia turut mengundang pemuda dari gampong lain untuk ikut menikmati makanan.

Masak kuah beulangong di Aceh(Ksm Tour).

Tradisi meuleumak masih sering dilakukan masyarakat terutama di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya sekitarnya sebagai ajang menjaga ukhuwah atau silaturahmi sesama masyarakat serta rasa syukur kepada Allah Subhanahu wata'ala.

Ba Ranup (Proses Lamaran).

Ba Ranup adalah prosesi lamaran pria ke wanita sebelum pernikahan. Pada tradisi ini, pihak laki-laki akan membawa seserahan ranup atau sirih dan pinang untuk melamar perempuan yang dicintainya.

Sirih pada tradisi Ba Ranup merupakan simbol ikatan. Reusam Ziarah. Tradisi Reusam ziarah adalah ziarah kubur yang disertai gotong-royong dan doa bersama. Biasanya dilakukan pada momen lebaran.Tradisi ini masih terjaga terutama di Kabupaten Aceh Besar.

Warga doa bersama saat Reusam Ziarah di Aceh Besar.(Disbudpar Aceh).

Khanduri Pang Ulee. Masyarakat Aceh memiliki tradisi khanduri Pang Ulee atau khaduri maulid untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad.

Tradisi ini biasanya berlangsung sampai 2 bulan penuh. Jelang hari H, para masyarakat terutama pemuda gampong bergotong royong membersihkan lalu mendekor meunasah atau masjid dengan umbul-umbul warna-warni.

Saat hari H, masyarakat akan menyumbangkan nasi serta lauk-pauk yang dibungkus cantik dalam idang lalu dibawa ke meunasah atau masjid untuk dimakan bersama-sama.

Biasanya para pemuda juga memasak kuah beulangong, kuah daging dengan bumbu rempah-rempah yang dimasak dalam kuali besar.

Santri melantunkan zikir barzanji saat khanduri maulid Nabi Muhammad di Gampong Meunasah Pupu, Ulim, Pidie Jaya, Aceh.(Okezone.com/Salman Mardira).

Nah, kampung yang menggelar khanduri maulid akan turut mengundang warga kampung tetangga untuk datang makan-makan bersama sehingga tali silaturahmi antarkampung terjaga dengan baik.

Khanduri pang ulee atau maulid di Aceh juga diwarnai dengan penampilan lantunan zikir barzanji oleh para santri atau pemuda kampung. Pada malam harinya, masyarakat akan menggelar ceramah dengan mengundang pendakwah atau dai ke kampungnya.

Ritual Tulak Bala.

Masyarakat pantai barat selatan Aceh setiap tahun melaksanakan upacara Tulak Bala atau tolak bala. Upacara Tulak Bala bertujuan untuk menolak bala dan menjauhi diri dari segala musibah.

Meugang.

Meugang adalah tradisi membeli daging, memasak lalu memakannya bersama keluarga atau orang-orang tercinta setiap satu-dua hari menjelang bulan suci Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Saat meugang, ada banyak sapi dipotong. Pada hari meugang, penjual daging akan sangat ramai di pasar-pasar tradisional di Aceh, bahkan lapak-lapak penjual daging banyak hadir di pinggiran jalan.

Penjual daging di hari meugang di Aceh. (Ist)

Saat meugang, harga daging sapi di Aceh sangat tinggi bahkan bisa termahal di Indonesia karena banyaknya permintaan.

Tapi, setelah meugang harganya akan normal kembali. Peusijuek. Peusijuek atau prosesi tepung tawar masih dipraktikkan dalam setiap hajatan di Aceh.

Prosesinya dipimpin oleh tokoh agama atau pemuka adat. Peusijuek sering dilakukan dalam pernikahan, sunatan, membeli kendaraan, membuka usaha perdagangan, turun tanah anak, melepaskan orang berangkat haji atau umrah, dan lainnya.

Bahkan sekarang tiap tamu penting pemerintahan yang hadir ke Aceh akan disambut dengan tradisi peusijuek.

Ritual Sawah.

Ritual sawah ini populer di suku Kluet, Kabupaten Aceh Selatan sebagai bentuk rasa syukur atas panen hasil pertanian. Tradisi Reuhab.

Berikutnya tradisi tradisi Reuhab populer dengan kebudayaan masyarakat Alue Tuho di Nanggroe Aceh Darussalam. Reuhab merupakan kamar sakrat tempat seseorang meninggal dunia.

Masyarakat Alue Tuho akan menggelar pengajian setelah anggota keluarganya meninggal. Kenduri Beureuat. Pelaksanaan Kenduri Beureuat menjadi upacara khas Aceh pada nisfu Sya’ban.

Masyarakat Aceh biasa melaksanakan tradisi ini di masjid, mushola atau tempat pengajian.

 

 

Artikel ini sudah tayang dengan judul: https://travel.okezone.com/read/2023/02/15/406/2765427/mengenal-10-upacara-adat-di-aceh-dari-meuleumak-hingga-peusijuek?papa

Editor : Jamaluddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut