get app
inews
Aa Read Next : Polisi Tangkap Dua Pelaku Judi Online Slot di Subulussalam

Berikut 12 Deretan Ragam Bahasa Daerah Aceh, Mulai dari Bahasa Gayo hingga Bahasa Tamiang

Selasa, 04 April 2023 | 09:38 WIB
header img
Keterangan Foto : Tarian Pukat yang peragakan di kawasan alun-alun Kota Sigli.(iNews/ Jamalpangwa).

BANDA ACEH, iNewsPortalAceh.id -Aneka Ragam bahasa daerah Aceh yang harus kamu ketahu. Bahasa ini bisa kamu pelajari dan terapkan jika sedang merantau atau pun berlibur di provinsi Serambi Mekkah paling ujung barat Indonesia.

Dilansir dari laman Kemdikbud, Minggu (2/4/2023), Provinsi Aceh memiliki 13 suku. Uniknya, masing-masing suku memiliki bahasa daerah sendiri.

Hal ini menjadikan bahasa daerah di Aceh beragam. Mulai dari bahasa Aceh, bahasa Gayo, hingga bahasa Tamiang.

Berikut Ragam Bahasa Daerah Aceh

1. Bahasa Aceh.

Bahasa Aceh menjadi bahasa yang digunakan masyarakat bumi Serambi Mekkah untuk berkomunikasi sehari-hari. Bahasa ini paling banyak digunakan ketimbang bahasa daerah yang lain.

Hampir seluruh masyarakat di kota dan kabupaten Aceh menggunakan Bahasa Aceh. Meski begitu, bahasa Aceh dimengerti oleh suku lainnya yang ada di Aceh, lantaran bahasa ini menjadi lambang kebanggaan masyarakat Aceh.

2. Bahasa Singkil.

Bahasa Singkil paling banyak digunakan untuk berkomunikasi antar masyarakat di Kabupaten Aceh Singkil. Bahasa Singkil hampir mirip dengan bahasa Pakpak.

Bahasa Pakpak sendiri merupakan bahasa di Sumutera Utara (Sumut). Bahasa Singkil bisa dikatakan campuran dari bahasa Pakpak.

Percampuran ini lantaran wilayah geografis Aceh Singkil berada di perbatasan Sumut.

3. Bahasa Gayo

Bahasa Gayo merupakan bahasa dari rumpun Austronesia. Bahasa ini banyak dituturkan oleh Suku Gayo. Domenyk Eades dalam bukunya A Grammar of Gayo: A Language of Aceh, Sumatra menyebut jika Bahasa Gayo masuk dalam rumpun bahasa Melayo-Polinesia.

Bahasa Gayo juga dipakai oleh warga Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues. Bahasa Gayo juga memiliki beberapa perbedaan dialek dan kosakata sehingga membedakannya.

Beberapa di antaranya yakni Gayo Deret, Gayo Lut, Gayo Lues,Kalul, dan Lokop.

4. Bahasa Tamiang

Bahasa Temiang adalah bahasa yang digunakan masyarakat Aceh Temiang. Bahasa ini sangat kental dengan dialek bahasa Melayu. Bahasa Temiang dibagi menjadi dua yakni Temiang Hulu dan Temiang Hilir.

Perbedaannya yakni Temiang Hulu selalu diakhiri dengan huruf O ketika berbicara, salah satu contohnya Kemano.

Sementara untuk Suku Temiang Hilir diakhiri dengan huruf E, missalnya kemane.

5. Bahasa Kluet

Bahasa Kluet disebut juga Kluat. Bahasa ini disebut juga sebagai anak dari Bahasa Gayo dan Bahasa Alas.Alasannya, orang suku Kluet mengerti Bahasa Gayo dan Bahasa alas.

Bahasa ini juga kerap digunakan oleh masyarakat yang mendiami beberapa kecamatan di Aceh Selatan. Ada empat kecamatan yakni Kluet Selatan, Kluet Utara, Kluet Tengah dan Kluet Timur.

Ada beberapa kata dalam bahasa Kluet yang mirip dengan bahasa suku Karo di Sumatera Utara.

6. Bahasa Jamee ( Aneuk Jamee)

Bahasa Aneuk Jamee atau Bahasa Jamee merupakan ibahasa pengantar utama di kota Tapaktuan. Tak hanya itu, bahasa Jamee juga kerap dipakai oleh masyarakat di beberapa kabupaten dan kota di Aceh.

Seperti Aceh Selatan, Simeulue, Aceh Singkil, Aceh Barat Daya hingga sebagian kecil masyarakat Aceh Barat. Tak hanya itu, Bahasa Jamee dalam bahasa Aceh artinya Tamu.

Bisa ditafsirkan jika bahasa Jamee adalah bahasa tamu. Meski begitu, bahasa ini sudah menjadi salah satu bahasa daerah Aceh.

Bahas ini sangat mirip dengan bahasa padang karena dibawa oleh keturunan perantau Minangkabau.

7. Bahasa Alas

Bahasa Alas digunakan masyarakat Tanah Alas, Aceh Tenggara. Bahasa ini ternyata berhubungan dengan Bahasa Kluet (Aceh Selatan).

Bahasa ini merupakan rumpun bahasa dari Austronesia. Bahasa Alas memiliki banyak kesamaan dengan bahasa Karo.

Selain bahasa Kluet, bahas Alas juga berhubungan erat dengan Bahasa Singkil-Julu (Aceh Singkil), Bahasa Batak Pakpak dan Bahasa Batak Karo di Sumatera Utara.

Bahasa Alas memiliki tiga dialek, yaitu dialek Hulu, Hilir dan Tengah. Dialek hulu dipakai di kecamatan Badar yang intonasi bahasanya lebih halus.

Kemudian dialek Hilir digunakan di kecamatan Bambel dengan penuturannya termasuk sedang.

Selanjutnya dialek Tengah dipakai di kecamatan Babussalam dan Lawe Alas, penuturannya bisa dibilang kasar.

8. Bahasa Haloban

Bahasa Haloban merupakan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi warga Suku Haloban.

Suku Haloban ini berada di Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil.Bahasa Haloban termasuk dalam dialek bahasa Devayan pulau Simeulue.

9. Bahasa Devayan

Bahasa Devayan digunakan oleh warga Pulau Simeulue. Bahasa ini biasanya digunakan untuk berkomunikasi oleh penduduk yang berdomisili di Kecamatan Simeulue Timur, Simeulue Tengah, Teupah Selatan, Teupah Barat serta Teluk Dalam.

10. Bahasa Sigulai

Sama seperti bahasa Devayan. Bahasa Sigulai juga dipakai untuk berkomunikasi oleh warga Pulau Simeulue. Bahasa ini digunakan penduduk di Kecamatan Simeulue Barat, Alafan dan Salang.

11. Bahasa Leukon

Bahasa Leukon juga digunakan oleh warga Simeulue. Bedanya, bahasa ini menjadi pengantar yang digunakan sebagai bahasa perantara sesama masyarakat yang berlainan bahasa di Simeulue.

12. Bahasa Pakpak

Bahasa Pakpak digunakan masyarakat Kabupaten Singkil dan Kota Sulubussalam untuk berkomunikasi.

Menurut Haloaceh, disebutkan bangsa dan bahasa Pakpak berasal dari keturunan tentara kerajaan Chola di India yang menyerang kerajaan Sriwijaya pada abad 11 Masehi.

Sebenarnya bahasa Pakpak aslinya adalah bahasa dari Sumut. Namun, terjadi asimilasi atau percampuran karena daerah itu berbatasan.

Nah, bagaimana menurut anda tentang sejumlah bahasa daera tersebut ?.

Editor : Jamaluddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut