MALAYSIA, iNewsPortalAceh.id – Amerika Serikat berusaha memberikan tekanan terhadap Malaysia karena penolakan mereka untuk mengutuk tindakan Hamas dalam eskalasi konflik dengan Israel.
Hal itu diungkapkan oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, pada Selasa (31/10/2023).
“Duta Besar Malaysia untuk Amerika Serikat telah dipanggil oleh pihak berwenang Amerika yang mempertanyakan sikap kami terhadap konflik tersebut, terutama kekerasan yang dilakukan Israel di Gaza,” kata Anwar seperti dikutip surat kabar The Star, hari ini.
“Saya diberi tahu oleh Kementerian Luar Negeri bahwa Malaysia menerima demarche (tekanan diplomatik) dari Kedutaan Besar AS pada 13 Oktober,” ujar kepala pemerintahan negeri jiran itu.
Dia menyatakan, alasan tekanan tersebut adalah penolakan Malaysia untuk mengutuk tindakan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu.
Selain itu, demarche juga diberikan AS kepada Malaysia karena keengganan Kuala Lumpur untuk mengklaim Hamas sebagai organisasi teroris.
“Duta Besar kami dengan tegas menyatakan posisi kami,” kata Anwar.
Ibrahim mengatakan, pada Senin (30/10/2023) kemarin, Malaysia kembali didesak oleh pejabat Kedutaan AS untuk memperingatkan negara tertentu melalui saluran diplomatik agar tidak mengambil keuntungan dari eskalasi konflik Palestina-Israel.
Namun, perdana menteri Malaysia itu tidak mengungkapkan nama negara yang dimaksud.
Pada 7 Oktober lalu, para pejuang Palestina dari kelompok Hamas melancarkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel dari Jalur Gaza.
Mereka menghabisi dan menculik orang-orang Israel di beberapa kota Palestina yang diduduki zionis.
Militer Israel lalu melancarkan serangan balasan dan memerintahkan blokade total terhadap Jalur Gaza—wilayah kantong Palestina yang menjadi rumah bagi lebih dari 2 juta orang.
Israel juga memutus pasokan air, makanan, dan bahan bakar. Blokade kemudian dilonggarkan untuk memungkinkan truk-truk berisi bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza.
Eskalasi konflik telah mengakibatkan ribuan orang tewas dan terluka.
Editor : Jamaluddin