ACEH, iNewsPortalAceh.id - Bencana tsunami Aceh 2004 yang menyentuh korban jiwa dalam kisaran angka 170.000 jiwa pada 20 tahun yang lalu masih menyisakan momen luka, kesedihan, dan juga kisah heroik bagi rakyat Aceh.
Dari banyaknya momen kehilangan, terselip juga kisah-kisah heroik para relawan yang berkerja keras dalam keadaan yang terbatas pasca tsunami dahsyat yang mengguncang tanah Serambi Mekkah kala itu.
Salah satunya Zulkarnaini, seorang tokoh yang dikenal luas sebagai relawan tangguh pada masa bencana tsunami 2004.
Kini dia melanjutkan pengabdiannya kepada masyarakat dengan bertugas di Sekretariat Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pidie Jaya.
Dua dekade lalu saat tsunami Aceh memporak porandakan bumi Serambi Mekkah.
Zulkarnaini menjadi salah satu relawan di garda terdepan dalam membantu korban tsunami yang melanda Aceh dan wilayah sekitarnya.
Dedikasinya yang tanpa pamrih saat itu tidak hanya mengumpulkan mayat tetapi juga membangkitkan semangat gotong royong di tengah musibah yang meluluhlantakkan Aceh.
Kini, semangat pengabdiannya tidak surut, sebagai bagian dari Sekretariat DKP Pidie Jaya, Zulkarnaini aktif mendukung berbagai program pengembangan kelautan dan perikanan daerah.
Ia turut berkontribusi dalam mengelola administrasi, merancang program pemberdayaan nelayan, serta memastikan kebijakan kelautan berjalan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pesisir dan pembudidayaan.
Kepada iNewsPortalAceh.id ia mengatakan pengabdian adalah panggilan hati dimanapun dan dalam kondisi apapun.
“Bagi saya, pengabdian adalah panggilan hati. Apa pun perannya, baik di lapangan sebagai relawan maupun di balik meja sebagai sekretaris, tujuan saya tetap sama: memberi manfaat bagi masyarakat,” ujar Zulkarnaini dengan penuh semangat.
Sebagai seorang mantan relawan yang kini berkiprah dalam pemerintahan daerah, Zulkarnaini menjadi contoh nyata bahwa semangat kemanusiaan dapat terus dijaga dan diwujudkan dalam berbagai bentuk pengabdian.
Editor : Jamaluddin