get app
inews
Aa Text
Read Next : Menteri Kehutanan dan Dubes Inggris Disambut Gajah Jinak di Aceh Tengah

Petani Kopi Gayo Minta Presiden Prabowo Cabut Izin Tambang di Pantan Cuaca

Kamis, 26 Juni 2025 | 16:31 WIB
header img
Petani Kopi Gayo Minta Presiden Prabowo Cabut Izin Tambang di Pantan Cuaca.(iNews / Yusriadi).

GAYO LUES, iNewsPortalAceh.id – Ratusan petani kopi Arabika Gayo di Kecamatan Pantan Cuaca, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh, menyampaikan surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk menyuarakan penolakan terhadap aktivitas eksplorasi tambang yang dilakukan oleh PT. GMR di wilayah mereka.

Dalam surat yang ditandatangani bersama, para petani menyatakan kekhawatiran serius terhadap dampak lingkungan dan ekonomi jika eksplorasi berlanjut ke tahap eksploitasi.

Mereka meminta Presiden Prabowo mencabut izin eksplorasi yang telah dikeluarkan untuk perusahaan tambang tersebut.

“Pantan Cuaca adalah wilayah pertanian dan perkebunan. Sekitar 90 persen masyarakat menggantungkan hidup dari hasil bertani, terutama kopi,” tulis para petani dalam surat tersebut.

“Aktivitas pertambangan dikhawatirkan akan merusak lingkungan, memicu erosi, deforestasi, serta mencemari sumber mata air yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat.” Para petani juga menyoroti pencapaian kopi Gayo dari Pantan Cuaca yang pernah meraih Juara 3 dalam ajang kopi internasional bergengsi yang diselenggarakan oleh Specialty Coffee Association of America (SCAA) tahun 2018.

Mereka khawatir, kehadiran tambang akan menurunkan kualitas kopi akibat pencemaran lingkungan, dan pada akhirnya merusak reputasi kopi Gayo di pasar internasional.

“Kopi Gayo dari Pantan Cuaca memiliki cita rasa khas yang terbentuk dari kesuburan tanah dan iklim ideal. Jika terjadi kerusakan lingkungan, maka kualitas dan produktivitas kopi akan menurun, dan itu akan berdampak pada penghidupan lebih dari 5.000 petani di kawasan ini,” lanjut isi surat tersebut.

Selain itu, mereka juga menekankan bahwa kopi Gayo dari Gayo Lues adalah bagian dari sertifikat internasional Indikasi Geografis (IG) kopi Gayo bersama Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Kerusakan reputasi kopi dari satu daerah akan berdampak terhadap tiga kabupaten sekaligus, bahkan berpengaruh terhadap ekspor kopi arabika dari Indonesia, yang berasal dari dataran tinggi Gayo.

Tak kalah penting, wilayah eksplorasi tambang disebut berada di dalam kawasan hutan lindung primer, yang menjadi sumber mata air dan disebut sebagai paru-paru dunia.

Petani menyayangkan keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang telah menerbitkan izin eksplorasi atas kawasan yang mereka nilai sangat vital bagi ekosistem dan kehidupan masyarakat setempat.

“Demi masa depan kami sebagai petani kopi, kami akan terus menyuarakan penolakan ini dan mendesak Presiden untuk mencabut izin perusahaan tambang dari tanah kami,” tutup mereka dalam suratnya.

Aksi ini menjadi bentuk perlawanan masyarakat terhadap masuknya industri ekstraktif yang dinilai mengancam keberlangsungan pertanian berkelanjutan, khususnya komoditas kopi unggulan Indonesia.

Editor : Jamaluddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut