“Benih Jangan Cuma Tumbuh di Data!” Petani Ulim Gugat Janji dan Mafia Pangan di Hadapan Kapolres

PIDIE JAYA, iNewsPortalAceh.id –Keresahan para petani akhirnya menemukan panggungnya. Dalam forum "Jumat Curhat" yang digelar di Kecamatan Ulim, suara dari ladang menggema lantang: mereka tak ingin lagi diberi janji, tapi kepastian.
Di hadapan Kapolres Pidie Jaya AKBP Ahmad Faisal Pasaribu, kepala dinas, dan para pemangku kebijakan lainnya, para petani mencurahkan unek-unek yang selama ini terpendam.
“Jangan sampai benih jagung hanya tumbuh di data, tapi gagal di tanah!” tegas Kapolres, mengawali forum yang berlangsung panas namun produktif.
Forum itu menghadirkan Kadis Pertanian Pidie Jaya Drh. Muzakir, Kepala Bulog, unsur Muspika Ulim, dan puluhan petani dari berbagai gampong.
Forum yang biasanya berlangsung formal, hari itu berubah menjadi mimbar keluhan, sekaligus perlawanan terhadap sistem yang dianggap tak berpihak pada petani kecil.
Muzakir dalam laporannya menyebutkan bahwa sebanyak 2,6 ton benih jagung hibrida telah disalurkan untuk 179 hektare lahan. Namun ia mengakui masih ada kekurangan besar.
“Kami tengah memperjuangkan tambahan bantuan untuk 400 hektare lagi. Tapi ini perlu kolaborasi lintas pihak,” ujarnya.
Para petani tak tinggal diam. Mereka melontarkan kekecewaan soal kelangkaan pupuk, dugaan permainan harga oleh mafia, hingga janji-janji distribusi yang tidak sesuai kenyataan.
“Kalau memang negara hadir, tunjukkan! Bukan hanya saat datang bantuan, tapi juga saat petani menjerit karena harga anjlok atau pupuk hilang di pasar!” seru salah satu petani yang disambut anggukan rekan-rekannya.
Kapolres menanggapi dengan tegas, “Kalau ada penyalahgunaan distribusi atau permainan harga, kami tidak akan tinggal diam. Ini bukan cuma soal jagung, ini soal perut masyarakat.”
Forum ini pun menjadi bukti bahwa ruang dengar rakyat bisa lebih dari sekadar seremonial.
Ia menjadi ladang kepercayaan yang sedang ditanami dan kelak, jika dirawat dengan keseriusan dan keberpihakan nyata, bisa dipanen dalam bentuk ketahanan pangan yang sesungguhnya.
Editor : Jamaluddin