Dari Desa Kecil ke Panggung Provinsi, Gampong Pulo Jadi Bukti PKK Aceh Tak Main-main Atasi Stunting
PIDIE JAYA, iNewsPortalAceh.id – Sorak semangat dan tepuk tangan bergemuruh di Gampong Pulo, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Rabu (12/11/2025) siang.
Sekitar pukul 14.45 WIB, Tim Penggerak PKK Provinsi Aceh tiba dengan misi besar: menilai sekaligus memberi semangat bagi Gampong Pulo dalam ajang Gampong Mawaddah Warahmah (Gammawar) Tingkat Provinsi Aceh 2025.
Namun, penilaian kali ini tak sekadar formalitas lomba antar desa. Di balik senyum ramah dan balutan busana adat, terselip pesan tegas dan menyentuh dari Sri, Sekretaris Ketua TP PKK Provinsi Aceh, yang memimpin langsung tim penilai.
“Bu Asmawati, jaga bapak baik-baik, karena beliau ini harus tetap turun ke semua pelosok desa. Tapi ingat, jangan membina yang lain ya, cukup membina desa,” ucap Sri Mawarni disambut tawa para peserta yang memenuhi balai gampong.
Ucapan itu menggambarkan suasana hangat namun penuh makna — hubungan erat antara pemerintah daerah, kader PKK, dan masyarakat yang tengah berjuang bersama menurunkan angka stunting, masalah serius yang masih menghantui banyak keluarga di Pidie Jaya.
Sri menegaskan, Gampong Pulo bukan dipilih tanpa alasan. Gampong ini sebelumnya dikenal sebagai salah satu daerah dengan angka stunting tertinggi di Pidie Jaya, namun kini justru tampil sebagai contoh perubahan dan kebangkitan.
“Kadang berkah datang dari kekurangan. Karena dari situ kita belajar, berbenah, dan kini Gampong Pulo menjadi inspirasi bagi banyak daerah lain,” ujar Sri Mawarni dengan nada bangga.
Tim PKK Provinsi Aceh membawa misi besar: menilai implementasi 10 program pokok PKK yang telah disosialisasikan beberapa bulan lalu.
Penilaian tak hanya fokus pada administrasi, tetapi juga inovasi lokal, ketertiban data, dan pemberdayaan ekonomi rumah tangga.
Sri menjelaskan, kelengkapan administrasi seperti SK dan data tertib menjadi fokus utama penilaian, karena kini semua laporan PKK Aceh terhubung dengan sistem pusat.
“Kami ingin, ketika pusat minta data, Aceh jadi provinsi yang paling siap. Karena dari data itu, kita bisa tahu seberapa maju dan sehat gampong kita,” katanya.
Dalam proses penilaian, tim provinsi juga membawa juri dari berbagai bidang: Ainal Mardiah (Pokja I, Dosen UIN Ar-Raniry), Bu Nun Ainun (Pokja II, Pendidikan dan Keterampilan), Fajriah (Pokja III, bidang pangan dan ekonomi keluarga), Muliatina (Pokja IV, bidang kesehatan dan penanganan stunting), serta Bertina, Bendahara TP PKK Aceh.
Fajriah bahkan turun langsung menilai bahan pangan hasil kebun PKK, memastikan bahwa produk yang dipamerkan benar-benar hasil dari kebun warga, bukan sekadar beli dari pasar.
“Kami ingin lihat bukti nyata gerakan ekonomi lokal. Kalau kebunnya hidup, artinya warganya mandiri,” tegasnya.
Sementara Muliatina dari bidang kesehatan menyoroti langsung progres penurunan stunting di Gampong Pulo.
“Target kita jelas, Aceh zero stunting. Presiden Prabowo pun menekankan hal ini, jadi PKK harus jadi garda depan,” ujarnya lugas.
Kehadiran tim PKK Provinsi disambut antusias oleh Ketua PKK Kabupaten Pidie Jaya, Asmawati, yang selama ini dikenal aktif turun ke lapangan membina gampong-gampong binaan.
Acara penilaian berlangsung meriah, namun penuh makna. Di sela penampilan seni dan pameran hasil olahan tangan ibu-ibu PKK, terselip optimisme bahwa gerakan kecil dari desa bisa membawa perubahan besar bagi generasi Aceh ke depan.
Editor : Jamaluddin