BANDA ACEH, iNewsPortalAceh.id - Pada Pekan Kebudayaan Aceh ke- 8 di Kota Banda hampir semua Kabupaten / Kota unjuk diri dalam menampilkan berbagai budaya dan keseniannya.
Namun kali ini pengunjung di buat takjuk dengan pawai budaya pejalan kaki dari Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, di mana para peserta pawai menampilkan atraksi menarik dan unik kisah perjuangan Aceh masa tempo dulu.
Mereka menampilkan konsep pawai budaya dengan mengusung tema “Perjuangan Kesultanan Aceh dalam menaklukan Portugis di Malaka.
Disini para kontingen pawai kebudayaan Pidie Jaya itu dengan lihai nya membuat atraksi peperangan,dimana saat itu para toko perjuangan Aceh sedang melawan portugis.
Serta juga menceritakan peran penting Tgk. Japakeh serta Panglima Malem Dagang dari Meureudu Pidie Jaya yang di ikut sertakan dalam ekspedisi tersebut.
Marzuwan Kabid Kebudayaan pada Dinas Pendidikan Pidie Jaya, Minggu 05 November 2023 di sela sela kegiatan tersebut menyampaikan bahwa peserta menampilkan “Suasana Peperangan Aceh Portugis di Malaka”.
"Atraksi yang akan Pidie Jaya tampilkan didepan panggung kehormatan PKA-8, “Suasana Peperangan Aceh Portugis di Malaka," ujar Marzuwan.
Menurut catatan sejarah yang terjadi di Nanggroe Meureudu, pada masa Sultan Iskandar Muda pimpin Kesultanan Aceh abad ke-17 Masehi, Sultan hendak melakukan invasi ke Malaka melawan Portugis.
Pada saat itu, Portugis berhasil menguasai perdagangan rempah di Malaka, sehingga pedagang-pedagang muslim terpingirkan dan mengalami kesulitan dalam berkembang.
Oleh karena itu, Kesultanan Aceh menganggap penting untuk merebut kembali Malaka dari tangan Portugis.
Sebelum melanjutkan perjalanan ke Malaka, rombongan Sultan Iskandar Muda mendatangi Negeri Meureudu, di Meureudu Sultan Iskandar Muda menjumpai Teungku Japakeh.
Oleh Sultan, beliau diminta untuk menyiapkan armada perang dan Sultan menunjuk Malem Dagang yang masih berusia sangat muda sebagai panglima perangnya.
Atas berbagai pertimbangan akhirnya Malem Dagang menyanggupinya dan Teungku Japakeh turut memberi semangat untuk memimpin perang suci tersebut.
Dalam aksi tersebut, dengan memakai property Bendera lambang Kabupaten Pidie Jaya, Pedang, Perisai dan Tandu, sebanyak 20 orang peserta pawai memakai pakaian perang.
20 orang ini berdiri di rombongan paling depan selebihnya memakai baju laka dan baju adat tradisi Pidie Jaya mengikuti di belakang.
Peserta pawai pejalan kaki kontingen Pidie Jaya ini terdiri dari SKPK Pidie Jaya, Bidang Kebudayaan dan anggota sanggar Meurah Seutia dengan jumlah total 100 orang.
Editor : Jamaluddin
Artikel Terkait